Suara.com - Pabrikan asal Cina Dongfeng Sokon memilih menunda peluncuran pesaing Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander di segmen low multi purpose vehicle (LMPV). Mereka akan memantau terlebih dahulu perkembangan segmen ini.
Sokon sebenarnya sudah memiliki kandidat pesaing Avanza, yaitu Fengguang 350. Co-Chief Executive Officer PT. Sokonindo Automobile (SA), Alexander Barus, mengakui pabrik baru mereka di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, awalnya juga disiapkan untuk memproduksi LMPV ini untuk pasar Tanah Air.
Namun, setelah melihat hitung-hitungan pasar, Sokon akhirnya menunda dulu kedatangan LMPV mereka.
"Kami hold (tunda) dulu," ungkap Alexander di sela-sela peresmian pabrik di Cikande, Selasa (28/11/2017).
Baca Juga: Dongfeng Sokon Mulai Ekspor Mobil dari Indonesia Pertengahan 2018
"Kami ini, kan, pemain baru. Makanya, kami harus sangat hati-hati terhadap produksi dan pasar. Harus kami hitung. Jangan sampai konsumen kami kecewa," sambungnya.
Pabrik di Cikande memakan investasi USD150 juta atau setara Rp2,02 triliun dan berkapasitas maksimal 50 ribu unit per tahun dengan tiga shift. Untuk saat ini, pabrik baru berjalan satu shift dengan kapasitas 15 ribu unit per tahun dan akan merakit mobil pikap SuperCab dan sport utility vehicle (SUV) Glory 580 yang direncanakan meluncur pada kuartal satu 2018.
Direktur Pemasaran SA, Franz Wang, menegaskan, peluncuran Fengguang 350 ditunda bukan untuk memberi jalan pada sesama pabrikan Cina yaitu Wuling. Wuling, pada Agustus lalu, memulai perjalannya di pasar otomotif Indonesia dengan mengaspalkan LMPV Confero yang berharga amat rendah di kelasnya.
"Sokon dan Wuling di Cina adalah merek yang sangat terkenal. Kami sama-sama masuk ke Indonesia karena melihat negara ini pasar yang sangat potensial. Sama sekali tak ada koordinasi (di antara Sokon dan Wuling)," imbuhnya.
Wang tidak menjelaskan kapan Fengguang 350 bakal diterjunkan ke Nusantara.
Baca Juga: Harga SUV Dongfeng Sokon Penantang Honda CR-V Akan "Mengejutkan"
"Jadi ini bergantung pada pasar suka produk seperti apa atau kekurangan produk seperti apa. Itulah dasar perencanaan produk kami selanjutnya," tutup Wang.