Cina Rakus Mobil Listrik, Bisa Tembus 1 Juta Unit Tahun Ini

Rabu, 22 November 2017 | 11:38 WIB
Cina Rakus Mobil Listrik, Bisa Tembus 1 Juta Unit Tahun Ini
Mobil listrik VW di Frankfurt Motor Show 2017. [Carscoops]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penjualan mobil listrik dunia pada kuartal tiga 2017 melambung tinggi berkat Cina yang rakus menyerap mobil ramah lingkungan itu.

Sampai lebih dari separuh penjualan di seluruh dunia disumbangkan Negeri Tirai Bambu.

Perkembangan pasar mobil listrik yang bagus sepanjang tahun juga membuat para analis yakin rekor penjualan global 1 juta unit untuk kendaraan dengan teknologi itu bisa dicapai di penghujung tahun ini.

Sepanjang Juli-September 2017, transaksi jual-beli mobil listrik global, seperti diwartakan Automotive News pada Selasa (21/11/2017), mencapai lebih dari 287 ribu unit.

Baca Juga: Soal Mobil Listrik, Nissan: Impor CBU Dulu, Biar Lebih Cepat

Jumlah tersebut meroket 63 persen dibanding periode yang sama tahun lalu dan meningkat 23 persen dari kuartal kedua tahun ini.

Jadi luar biasa karena lebih dari 50 persen dijual di Cina. Hal ini tak lepas dari dukungan luar biasa pemerintah negara tersebut untuk beralih ke mobil listrik secepat mungkin.

"Pemerintah Cina sangat fokus untuk mendorong penjualan mobil listrik. Satu alasan adalah karena tingkat polusi di perkotaan, sementara alasan lain adalah untuk membentuk 'pahlawan lokal' yang mampu berkompetisi secara internasional di pasar ini," kata Analis BNEF Aleksandra O'Donovan.

Dukungan total pemerintah Cina terhadap mobil listrik diperlihatkan melalui pemberian insentif.

"Insentif nasional membuat harga mobil listrik bisa 40 persen lebih murah ketimbang mobil bermesin pembakaran dalam," tegas O'Donovan.

Baca Juga: Kata Nissan Soal Harga Mobil Listrik Note e-Power di Indonesia

Dukungan penuh pemerintah Cina membuat negara komunis ini menjadi pasar mobil listrik terbesar sejagad. Jika melihat pencapaian kuartal ketiga, pasar mobil listrik terbesar kedua ialah Eropa dengan kontribusi 24 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI