Kami Sudah Menguji Skutik Listrik Yamaha E-Vino, Ini Hasilnya

Rabu, 01 November 2017 | 18:48 WIB
Kami Sudah Menguji Skutik Listrik Yamaha E-Vino, Ini Hasilnya
Skuter listrik Yamaha E-Vino diperkenalkan di Jakarta, Rabu (1/11). [Suara.com/Insan Akbar Krisnamusi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yamaha pada Rabu (1/11/2017) memperkenalkan skuter listriknya di Indonesia, Yamaha E-Vino. Skuter listrik ini memang tak langsung dipasarkan, tetapi akan menjadi model untuk studi pasar di Tanah Air.

Rencananya Yamaha akan menguji E-Vino di Indonesia dengan menggandeng empat institusi yaitu Kebun Raya Bogor, Universitas Pelita Harapan, PT. Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI), dan The Breeze BSD.

E-Vino yang sudah dipasarkan Yamaha di beberapa negara Asia dan Eropa ini menggunakan baterai ion lithium 50V-12Ah yang memiliki jarak tempuh maksimal 33 km. Untuk mengisi baterai dari kosong hingga penuh memerlukan waktu tiga jam dan bisa dilakukan melalui steker listrik yang biasa dipakai di rumah-rumah.

Di samping itu, baterai kosong di E-Vino pun dapat dicabut dan diganti dengan baterai baru bertenaga penuh. Yamaha menyebutnya sistem plug and play. Baterai E-Vino juga memiliki kemampuan self-diagnostic untuk mengecek kondisi dan kerusakannya.

Berdasarkan pengamatan Suara.com, yang mendapat kesempatan menjajal E-Vino di sela-sela konferensi pers di Jakarta, baterai lithium ion yang digunakan skuter listrik itu ditempatkan di bagasi. Penempatan baterai ini cukup memakan ruang sehingga sulit menaruh barang-barang besar di bagasi.

Untuk menyalakan E-Vino, pengendara tinggal mengarahkan kunci ke posisi on dan menekan sebuah tombol di panel meter LCD hingga indikator bertuliskan run menyala. Setelah itu, tuas gas tinggal ditarik dan motor pun melaju.

E-Vino dilengkapi dengan dua mode pengendaraan yaitu power dan boost. Dengan menekan tombol yang berada di setang kanan, mode boost akan aktif dan torsi serta tenaga seketika terasa meningkat.

Saat tuas gas ditarik, torsi E-Vino seketika langsung terasa. Mode boost pada E-Vino sendiri cukup terasa membantu tarikan skutik ini menjadi lebih sigap, baik di jalur lurus maupun saat berzig-zag.



Namun, dengan kecepatan puncak yang memang rendah, yaitu 44 km/jam, pada akhirnya E-Vino berjalan relatif lambat dibandingkan dengan sepeda motor berbahan bakar bensin.

Kelemahan lain E-Vino, seperti lazimnya kendaraan listrik, adalah sangat senyap ketika beroperasi. Karena tak bising, sangat sukar bagi pejalan kaki untuk mengantisipasi kendaraan ini di jalanan.

Di Eropa, pada 2014 lalu, otoritas transportasi sudah mewajibkan agar semua kendaraan listrik yang dijual mulai 2019 mendatang memiliki suara yang cukup keras, sehingga bisa didengar oleh pejalan kaki

Adapun E-Vino memiliki suspensi teleskopik di depan dan overall rocker di belakang. Remnya juga masih menggunakan tipe drum di depan maupun di belakang.

Wakil Presiden Eksekutif dan Chief Operating Officer PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Dyonisius Beti, mengakui bahwa kecepatan maksimal yang kurang optimal ini akan sukar diterima oleh pasar Indonesia.

Beti mengatakan bahwa hal ini akan menjadi salah satu pertimbangan Yamaha sebelum mulai menjual sepeda motor listrik pertamanya di Tanah Air.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI