Remaja Paling Banyak Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas

Rabu, 04 Oktober 2017 | 18:15 WIB
Remaja Paling Banyak Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak-anak muda yang masih menjadi pelajar dan mahasiswa paling banyak terlibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Karena itu, edukasi mengenai cara mengemudi aman untuk anak-anak muda diperlukan demi mengurangi angka kecelakaan.

Kepala Seksi Kemitraan Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), AKBP Aldo Siahaan, mengatakan, sebanyak 24.023 pelajar dan mahasiswa terlibat kecelakaan lalu lintas selama Januari-Mei 2017 di seluruh Indonesia. Pelajar dan mahasiswa menjadi penyumbang tertinggi kecelakaan lalu lintas dibanding profesi lain seperti ibu rumah tangga/pekerja non-formal atau sopir.

Adapun jam kecelakaan terbanyak ialah pkl 06.00-11.59 WIB dan pkl 12.00-17.59 WIB. Kecelakaan lalu lintas di masing-masing waktu itu melibatkan lebih dari 11 ribu orang.

"Angka kecelakaan terbanyak justru terjadi di jam-jam pergi dan pulang sekolah," kata Aldo, dalam acara Kick-off Michelin Safety Academy 2017, Rabu (4/10/2017) di Jakarta.

Data lain Korlantas Polri menunjukkan bahwa dari April-Juni 2017, mereka yang terlibat kecelakaan lalu lintas mencapai lebih dari 25 ribu insiden. Adapun 34,8 persen di antaranya melibatkan pengemudi/pengendara berusia 15-24 tahun.

"Mereka kebanyakan mengendarai sepeda motor," kata Head of Public Affairs Michelin Indonesia, Nora Guitet.

Tingginya 'kontribusi' anak-anak muda terhadap insiden kecelakaan di jalan inilah yang menjadi dasar Michelin Safety Academy 2017. Acara tersebut sudah empat kali diadakan sejak 2014 melalui kerja sama dengan Kementerian Perhubungan, Korlantas Polri, dan Ikatan Motor Indonesia, dan Sekolah-sekolah Menengah Atas (SMA).

Pada tahun ini, Michelin Safety Academy mengajak 400 siswa-siswa dari 10 SMA di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Cilegon. Mereka akan diberikan ilmu mengenai mengemudi sepeda motor yang aman dan menjalani tes mendapatkan SIM.

"Targetnya adalah mereka yang berusia 17 tahun dan punya KTP tapi belum punya SIM. Mereka ini dikategorikan pengemudi pemula," papar Nora Guitet.

Aldo menilai, program-program seperti ini harus lebih sering diadakan dengan cakupan berbagai wilayah demi menurunkan tingkat kecelakaan secara umum dan mereduksi keterlibatan anak muda di dalamnya secara khusus.

"Sebagai polisi kami punya keyakinan kalau program seperti ini diteruskan dan diperbanyak pasti akan membuahkan hasil," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI