Toyota Bareng Mazda Kembangkan Mobil Listrik

Jum'at, 29 September 2017 | 11:01 WIB
Toyota Bareng Mazda Kembangkan Mobil Listrik
Toyota Land Cruiser 2018 di Franfurt Motor Show 2017. [Carscoops]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Toyota dan Mazda mengembangkan mobil listrik bersama-sama. Kedua pabrikan ini membuat perusahaan patungan (joint venture) yang fokus pada pengembangan mobil listrik.

Joint venture itu dinamakan EV Common Architecture Spirit Co Ltd. Korporasi tersebut akan mengembangkan teknologi-teknologi baru bagi mobil listrik.

Toyota, dalam pengumuman resmi mereka menjelaskan, teknologi-teknologi mobil listrik yang akan mereka buat melalui joint venture akan dibenamkan di berbagai segmen kendaraan. Di antara segmen-segmen itu ialah city car, sedan, sport utility vehicle (SUV), dan truk ringan.

Sebanyak 90 persen saham EV Common Architecture Spirit Co Ltd dimiliki oleh Toyota. Mazda, di sisi lain, mempunyai lima persen saham.

Baca Juga: Wuling Kalahkan Mitsubishi dan Toyota, Dalam Urusan Apa?

Sebanyak lima persen saham sisanya diberikan kepada Denso Corporation. Denso masih merupakan anak perusahaan dari Toyota sekaligus penyuplai komponen terbesar bagi pabrikan tersebut. Sayangnya, tidak disebutkan berapa nilai investasi yang harus digelontorkan dalam joint venture ini.

Sebelum kedua merek otomotif Jepang ini membentuk perusahaan patungan, Toyota, pada awal Agustus lalu, telah membeli 5,05 persen saham Mazda senilai 50 miliar yen (Rp5,99 triliun). Akuisisi sebagian kecil saham Mazda ini dilakukan Toyota untuk membuat pabrik bersama di Amerika Serikat, menyatukan sumber daya demi mobil listrik, mobil terkoneksi, dan teknologi keamanan kendaraan, serta membuat produk-produk pelengkap bagi kendaraan.

Semakin ketatnya regulasi emisi gas buang, ditambah semakin banyaknya negara-negara yang mengarahkan kebijakan mereka ke mobil listrik, membuat pabrikan-pabrikan harus mengebut riset dan pengembangan untuk teknologi ini. Apalagi, beberapa negara sudah mengumumkan target pelarangan penjualan mobil bermesin bensin dan diesel di sekitar 2030, 2032, atau 2040 mendatang.

Biaya riset dan pengembangan yang tinggi kemudian mendorong pabrikan-pabrikan dengan basis bisnis mobil-mobil konvensional saling menjalin aliansi dan bekerja sama.

Mereka bersaing dengan pabrikan-pabrikan yang memang fokus membuat dan memasarkan mobil listrik dari awal kehadiran seperti Tesla. Demikian seperti diwartakan Reuters.

Baca Juga: Toyota Siapkan Investasi Besar Bangun Pabrik Mesin Hibrid di AS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI