Suara.com - Di saat banyak pabrikan habis-habisan ingin mengonversi model-model mesin konvensional mereka menjadi bertenaga listrik, Toyota memilih untuk tak bergantung pada mobil listrik saja. Toyota ingin bersiap-siap menghadapi kondisi pasar global yang masih cukup beragam dengan banyak pilihan teknologi.
Presiden Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda, mengatakan bahwa pihaknya akan tetap melanjutkan produksi dan pemasaran berbagai macam teknologi kendaraan, walaupun regulasi emisi gas buang makin ketat di berbagai belahan dunia, khususnya di negara-negara maju.
"Mobil listrik memang menjadi fokus kami saat ini, tapi konsumen dan pasar lah yang pada akhirnya menentukan teknologi mana yang akan sukses," ucapnya di Tokyo, Jepang, pada Selasa (19/9/2017) waktu setempat seperti dikutip dari Reuters.
Toyota, menurut dia, tidak ingin kelak cuma bergantung pada mobil listrik saja. "Kami akan terus melanjutkan fokus kami di teknologi hibrida, termasuk fuel cell (bahan bakar hidrogen), plug-in hybrid, dan mobil listrik--walaupun kami sedikit terlambat masuk ke situ," ujarnya.
Baca Juga: Toyota dan Honda Masih Dominasi 10 Mobil Terlaris Sepanjang 2017
Banyak negara saat ini memang mematok target tinggi untuk menekan, bahkan menghilangkan emisi gas buang kendaraan dan sangat mendorong penjualan mobil listrik. Inggris, Prancis sudah menegaskan bahwa pada 2040 keduanya melarang penjualan mobil bermesin konvensional, sedangkan India malah ingin melakukannya pada 2030.
Skotlandia juga telah menegaskan pelarangan mobil bermesin bensin, diesel pada 2032 mendatang. Pasar mobil listrik terbesar dunia, Cina, di sisi lain, sedang mengkaji kapan kelak mengambil langkah sama.
Namun, masih ada pasar-pasar paling potensial sejagad yang belum sampai di level itu, baik dalam aspek kebijakan, ketegasan, maupun kesiapan infrastruktur. Indonesia menjadi salah satu pasar otomotif paling menarik di dunia yang termasuk di dalamnya.
Indonesia sendiri saat ini masih berstandar emisi gas buang EURO 2 untuk mobil, dan baru tahun depan menerapkan EURO 4 bagi mobil bermesin bensin saja. Pemerintah negara ini pun masih menyusun regulasi low carbon emission vehicle (LCEV) yang mengatur insentif pajak bagi mobil rendah emisi, dengan fokus utama pada teknologi hibrida terlebih dahulu karena dianggap tak membutuhkan infrastruktur yang jauh berbeda dengan mobil konvensional.
Baca Juga: Tampilan Baru Toyota Land Cruiser Prado 2018 Hadir di Frankfurt