Mengungkap Alasan Mobil Swakemudi Jadi Sasaran Empuk Hacker

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 20 September 2017 | 08:24 WIB
Mengungkap Alasan Mobil Swakemudi Jadi Sasaran Empuk Hacker
Ilustrasi mobil swakemudi. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah berita meresahkan bahwa robot seks bisa diretas untuk membunuh pemiliknya, kini ada beberapa kabar buruk lagi. Ada kemungkinan mobil penggerak sendiri (swakemudi) bisa juga rentan terhadap serangan siber.

Investigasi terhadap mobil swakemudi telah menemukan bahwa kendaraan swakemudi bisa menjadi mangsa empuk hacker (peretas). Cybercrime berada pada titik tertinggi sepanjang masa dan peretas berkembang secepat teknologi yang mereka targetkan.

Sejumlah mobil swakemudi telah menjadi korban peretas, termasuk dua peretas yang dapat mengambil alih Jeep Cherokee yang sedang mengemudi dalam kecepatan 70mph. Para hacker dengan cepat mengambil alih kendaraan dari jarak jauh, sementara seorang wartawan Wired mencoba mengambil alih kontrol.

Dua tahun sejak aksi itu, sebuah panel ahli mengatakan bahwa kendaraan yang terhubung dan swakemudi (CAVs) melibatkan mobil yang sudah mengandalkan perangkat lunak untuk banyak fungsi. Semua ini adalah mimpi indah seorang hacker.

Baca Juga: Rolls-Royce Akan Pindahkan Teknologi Swakemudi Mobil ke Kapal

Karena sebagian perangkat lunak CAV sedang diadaptasi dari perangkat lunak yang ada, menjadi tidak mungkin memisahkan keduanya, sehingga kerentanan dan kesalahan lama dapat dipindahkan ke kendaraan generasi baru.

Industri mobil swakemudi adalah sebuah persaingan yang kompetitif. Perusahaan sangat tertarik menjadi pasar pertama sehingga mereka enggan berkolaborasi atau berdiskusi mengenai standar industri atau praktik terbaik.

"Common sense mengatakan kepada kita bahwa kendaraan swakemudi perlu waspada dari peretasan dan tidak ada yang mengatakan sebaliknya," kata Stuart Young, partner di Gowling WLG.

Dia mengatakan, penelitian terperinci juga menyoroti kebutuhan akan kolaborasi yang efektif antara produsen untuk mempercepat pekerjaan di area ini sehingga kendaraan aman dan terlihat aman.

"Pemerintah memiliki peran dalam menciptakan peraturan yang efektif namun tidak berat. Jika tidak, teknologinya bisa ditolak oleh masyarakat yang membeli dan kita akan kehilangan banyak manfaat yang ditawarkan oleh kendaraan yang terhubung dan swakemudi," ujarnya.

Baca Juga: Samsung Investasi di Perusahaan Mobil Swakemudi Austria

Young menuturkan, industri otomotif memiliki track record yang kuat untuk meningkatkan keselamatan dengan cara kolaboratif seperti yang dapat dilihat pada pengurangan luka serius dan kematian dalam 25 tahun terakhir.

"Semangat yang sama sekarang perlu diterapkan pada pengembangan teknologi CAV, terutama dalam menetapkan standar komunikasi," pungkasnya. [Metro]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI