Suara.com - Nissan mengincar penetrasi lebih dalam di pasar kendaraan komersial (fleet). Adapun model yang akan lebih didorong penjualannya ke korporasi-korporasi ialah multi purpose vehicle mewah Serena.
General Manager Strategi Pemasaran PT. Nissan Motor Indonesia, Budi Nur Mukmin, menjelaskan bahwa saat ini mereka baru memiliki tiga model andalan di pasar fleet. Ketiganya ialah Grand Livina, X-Trail, dan Navara.
Konsumen fleet Grand Livina antara lain ialah perusahaan taksi online. Sementara, X-Trail banyak didistribusikan sebagai mobil dinas instansi-instansi pemerintah.
"Kalau Navara, kan, (dibeli oleh) perusahaan perminyakan dan pertambangan yang lagi turun. Jadi harus diakui penjualan Navara sedang turun," kata Budi saat ditemui pada akhir pekan lalu di Jakarta.
Kontribusi penjualan fleet di Nissan, kata dia, juga masih relatif kecil. Transaksi jual-beli kendaraan ke perusahaan-perusahaan secara umum berkontribusi 10-15 persen dari total penjualan Nissan.
Budi menilai bahwa dengan bekal model-model yang mereka miliki sekarang, Nissan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kontribusi fleet menjadi setidaknya 20 persen dari total penjualan pabrikan ini di Indonesia.
Serena kemudian ia sebut sebagai model yang ingin lebih dimaksimalkan di sektor fleet, salah satunya untuk industri pariwisata. Bali menjadi salah satu area wisata yang ingin dimasuki Serena.
Pasalnya, menurut studi Nissan, kebutuhan untuk sebuah MPV premium bagi para turis cukup besar di sana, dengan suplai yang tak bisa memenuhi seluruh permintaan itu.
"Di Bali itu permintaan untuk mobil terhadap MPV berukuran besar untuk angkut kebutuhan turisme, terutama di segmen konsumen menengah ke atas, kekurangan suplai sebenarnya. Jadi, mereka butuh mobil yang bisa mengangkut orang banyak dengan spesifikasi tinggi. Saya pikir Serena bisa masuk ke sana," papar dia.
Nissan, menurut Budi, juga menyadari bahwa aspek biaya operasional kendaraan menjadi persoalan yang sangat dilihat oleh konsumen korporasi. Nissan pun terus berusaha mencari cara untuk membuat biaya operasional kendaraan mereka makin kompetitif.
Di area penjualan, contohnya, Budi menjelaskan bahwa Nissan bisa memberikan harga spesial bagi korporasi. Sementara, di area purnajual, Nissan berusaha memberikan fleksibilitas layanan melalui contract service, harga suku cadang yang lebih rendah, serta pelatihan teknisi yang dimiliki konsumen.
Nissan sendiri baru saja meluncurkan layanan purnajual 'Intelligent Service' bagi konsumen retail maupun fleet pada bulan ini. Layanan ini berisi jaminan mendapat suku cadang dalam 24 jam atau gratis, kendaraan pengganti jika mobil yang diperbaiki mesti menginap, hingga pembelian suku cadang melalui jalur online.
"Memang menjadi tantangan buat kami agar biaya operasional semakin kompetitif. Makanya kami berusaha menciptakan berbagai solusi untuk konsumen fleet," kata Budi.