Hal ini juga berlaku bagi mobil-mobil hibrida Toyota di Tanah Air yang dijual sejak 2007 tanpa mendapatkan insentif pajak seperti Prius, Camry hibrida, dan Alphard hibrida.
Soerjopranoto meyakini penjualannya tak akan serta-merta melonjak naik begitu mendapatkan insentif pajak.
Kembali ke C-HR, Toyota sendiri saat ini mengklaim masih mempelajari tipe mesin konvensionalnya untuk diboyong ke Indonesia. Pilihan-pilihannya antara lain mesin bensin 1.2 l turbo, mesin bensin 1.8 l.
Soerjopranoto mengatakan, terbuka pula kemungkinan pihaknya minta pengimpor C-HR memasangkannya dengan mesin yang diambil dari model-model yang sudah ada sebelumnya di Indonesia.
Baca Juga: Toyota Ungkap Opsi-opsi Spesifikasi Mesin C-HR untuk Indonesia
"Negara pengimpornya belum ditentukan. Bisa Jepang, bisa negara lain di Asia yang punya pabrik Toyota selain Indonesia. Berarti Thailand, India juga bisa. Belum dipastikan 100 persen. Itu juga kami lihat biayanya nanti bagaimana, apa ada kaitan dengan perjanjian perdagangan bebas. Jepang kita punya JEPA, Thailand punya AFTA. India nanti kami juga lihat ada enggak," papar dia.