Pabrikan Mobil Jepang dan Cina Berperang, Konsumen Untung

Sabtu, 15 Juli 2017 | 10:19 WIB
Pabrikan Mobil Jepang dan Cina Berperang, Konsumen Untung
Proses perakitan Wuling Confero S di pabrik Cikarang, Bekasi/Insan Akbar Krisnamusi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peperangan sesungguhnya antara pabrikan-pabrikan Jepang dan Cina dimulai dengan beroperasinya Wuling di Indonesia. Yang diuntungkan dari peperangan ini, tak lain tak bukan, ialah konsumen.

Merek-merek kendaraan Jepang memang telah menancapkan kukunya dengan kuat di Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), selama Januari-Mei tahun ini, mereka menguasai 98,55 persen dari total volume penjualan 467.529 unit.

Wuling sendiri datang ke Indonesia dan menggontorkan 700 juta dollar AS (Rp9,3 triliun) untuk mendirikan pabrik plus supplier park berkapasitas produksi 120 ribu unit mobil di Cikarang, Bekasi. Pabrik yang dibangun sejak Agustus 2015 ini sudah resmi beroperasi per (Selasa) 11 Juli kemarin, dengan seremoni yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Di industri manapun, Cina terkenal gemar menjual produk-produk berbanderol jauh di bawah standar pasar, dan ini pun sudah diakui Wuling menjadi strategi mereka. Mobil pertama mereka di Indonesia yang bakal menyaingi Toyota Avanza, Confero S, berharga sekitar Rp130-165 juta dan akan diluncurkan Agustus nanti.

Di tahun ini, Wuling menargetkan untuk setidaknya memproduksi 8.000 unit Confero S.

Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menilai, persaingan adalah hal biasa di industri otomotif, apalagi di pasar yang sangat potensial seperti Indonesia. Ia berpendapat bahwa masuknya Wuling secara serius di negeri ini amat beralasan karena perkembangan pasar roda empat di Tanah Air masih amat jauh dari potensi sesungguhnya.

"Saat ini kita hanya memasarkan sekitar 1,1 juta kendaraan per tahun, sementara penduduk di atas 250 juta jiwa. Sekarang kalau lihat Australia penduduknya 25 juta satu tahun tapi bisa jual 1,2 juta mobil. Kita masih jauh," ucapnya ketika menghadiri seremoni pabrik Wuling.

Kompetisi yang semakin ketat karena kedatangan pabrikan Cina, menurut Yohannes, membuat konsumen memiliki lebih banyak alternatif pilihan dalam membeli mobil. "Harga juga makin kompetitif," lanjutnya.

Yohannes berpikir bahwa Wuling tidak akan bernasib senahas Geely, pabrikan Cina lain yang sudah lebih dulu masuk Indonesia namun tumbang karena tak mampu bersaing. Ia menjelaskan, Wuling sudah berinvestasi besar membangun pabrik berkapasitas banyak demi memproduksi mobil murah di segmen yang disenangi konsumen Indonesia.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan melihat Wuling punya punya kekuatan di sektor industri penyuplai komponen meski berstatus pemain baru. "Separuh dari lahan pabrik disiapkan untuk industri pendukung karena mereka tahu di tahap awal salah satu yang sulit adalah mencari industri pendukung," ujar dia.

Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto menerangkan kemunculan Wuling di Indonesia dengan membawa investasi besar dapat menjadi contoh bagi pabrikan-pabrikan lain di dunia bahwa Nusantara adalah pasar yang menggiurkan. Sekarang, agar dapat berbicara banyak di persaingan dengan para raksasa Jepang, Wuling perlu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah mereka yang lain.

"Bagaimana strategi pemasaran, produk, harga, aftersales service, suku cadang, pembiayaan, dan lain-lain," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI