Terserang Virus WannaCry, Honda Stop Produksi di Pabrik Jepang

Kamis, 22 Juni 2017 | 10:52 WIB
Terserang Virus WannaCry, Honda Stop Produksi di Pabrik Jepang
Logo Honda. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Honda membeberkan bahwa mereka sempat menghentikan aktivitas produksi di pabrik Jepang karena serangan virus WannaCry. Pemberhentian tersebut berlangsung selama satu hari, dari Senin hingga Selasa pekan ini.

Honda Motor Corporation, seperti diwartakan Automotive News pada Kamis (21/6/2017), mengumumkan pada Rabu di Tokyo bahwa pabrik di Sayama, prefektur Saitama, Jepang terpaksa mereka setop kegiatan operasionalnya. Hal itu dilakukan setelah Honda menemukan virus WannaCry di jaringan komputer mereka, sehari sebelum pabrik diputuskan ditutup sementara.

Honda juga menemukan bahwa virus WannaCry telah menginfeksi jaringan mereka di Amerika Utara, Eropa, Cina, Jepang, serta region lain. Padahal, mereka telah berusaha melakukan beragam langkah pencegahan sejak pertengahan Mei, saat virus ini menyerang berbagai sektor industri secara global.

Namun, produksi di pabrik-pabrik Honda di lokasi lain dilaporkan tidak terpengaruh dan tetap dilanjutkan seperti biasa.

Pabrik Honda di Sayama sendiri merakit model-model seperti Accord, Odyssey, serta Step. Kapasitas produksi per harinya mencapai 1.000 unit.

Selain Honda, korporasi otomotif global yang juga pernah terkena virus WannaCry ialah Renault dan Nissan. Karena virus ini, pabrik-pabrik mereka di Jepang, Inggris, Prancis, Rumania, India sempat ditutup temporer pada bulan lalu.

Virus WannaCry menghebohkan dunia pada pertengahan Mei, ketika berhasil mengunci sekitar 200 ribu komputer di lebih dari 150 negara dalam rentang waktu serangan yang tak jauh berbeda. Virus ini menyerang melalui surel dengan menyamar sebagai dokumen, invoice, atau tautan yang memancing para pekerja untuk membukanya.

Serangan virus WannaCry kini telah mereda, tetapi para ahli teknologi informasi masih mewanti-wanti mengenai kemungkinan serangan lanjutan menggunakan virus versi baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI