Tarif Taksi Terbang Airbus Akan "Semurah" Taksi Konvensional

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 24 Mei 2017 | 17:48 WIB
Tarif Taksi Terbang Airbus Akan "Semurah" Taksi Konvensional
Airbus Vahana Project. [Business Insider]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Airbus semakin mendekati penerbangan uji coba pesawat listriknya yang pertama. Mereka mengklaim akan menjadi tumpangan kendaraan semurah seperti naik taksi di jalan raya per mil.

Silicon Valley Airbus mengembangkan taksi terbang sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi kemacetan dengan mengalihkan trafik kendaraan ke langit. Zach Lovering, pemimpin proyek, memperlihatkan prototipenya.

Disinyalir, penumpang akan dibebankan antara 1,50 dolar AS (Rp15 ribu) sampai 2,50 dolar AS (Rp33 ribu) per milnya.

Pesawat listrik, yang disebut Project Vahana, akan terbang secara mandiri dan mengandalkan delapan rotor untuk lepas landas secara vertikal. Airbus akan menguji prototipe pertamanya, yang akan memiliki jarak tempuh 50 kilometer (31 mil), pada akhir 2017.

Baca Juga: Mobil Masa Depan Airbus Dilengkapi dengan Drone Raksasa

Versi terakhir, segera dipukul ke pasar pada 2020, akan bisa terbang sejauh 100 kilometer (62 mil). Airbus akan menggunakan baterai swappable agar pengoperasian pesawatnya tetap aktif.

"Untuk menurunkan biaya tersebut, sejauh ini adalah sistem propulsi listrik," kata Lovering kepada Business Insider.

Airbus bukanlah satu-satunya perusahaan yang menerbangkan pesawat secara vertikal sebagai bentuk alternatif transit kota. Pabrikan asal Jerman, e-Volo, dan Uber juga berencana melepaskan layanan taksi terbang pada 2018 dan 2021.

Tapi Airbus adalah perusahaan pertama yang berani memaparkan harga yang diharapkan dari layanannya tersebut.

Tentu, perjalanan dengan taksi terbang pasti akan bertahan lebih lama daripada kebanyakan wahana taksi yang cepat. Namun hal itu menunjukkan Airbus berusaha menjaga harga tetap kompetitif bagi orang yang mau menimbang selisih antara mengendarai taksi atau pesawat terbang listrik ke bandara.

Baca Juga: Konsep Mobil Terbang Swakemudi Airbus Rampung Akhir Tahun Ini

Airbus mampu menjaga harga tetap rendah dengan memanfaatkan powertrain listrik yang tidak memerlukan perawatan sebanyak mesin bensin.

"Airbus menjalani siklus thermal ekstrim," kata Lovering.

Sistem swakemudi, yang tidak memerlukan pilot juga salah satu cara menghemat biaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI