Suara.com - McLaren berambisi besar menciptakan supercar yang sepenuhnya disokong oleh motor listrik dan baterai ion-lithium. Meski begitu, tantangan yang dihadapi saat ini membuat mereka belum dapat memastikan kapan dapat merealisasikannya.
Pabrikan asal Inggris ini pertama kali menggaungkan ambisinya beralih ke motor listrik pada Maret tahun lalu melalui proyek 'Track22'. Dalam proyek ini, setidaknya separuh model-model McLaren yang ada di pasar pada 2022 akan memiliki berbagai macam teknologi elektrifikasi yang mengiringi mesin konvensional, entah hibrida, plug-in hybrid electric vehicle, dan lain-lain.
Pabrikan ini mengungkapkan, puncak dari proyek Track22 ialah supercar listrik. Kendati demikian, McLaren belum dapat memproyeksikan kapan supercar listrik murni bisa diwujudkan.
"Para penyuplai di industri baterai mobil listrik masih bekerja mati-matian meningkatkan densitas energi baterai. Itu belum berhasil, padahal kami membutuhkan densitas daya yang lebih. Hal itu berpengaruh pada jarak, performa. Di sisi lain, semakin besar densitas, semakin besar pula usaha yang diperlukan dalam mendinginkan baterai," papar Executive Director for Programme Development McLaren Mark Vinnels seperti dikutip dari Carscoops pada Sabtu (20/5/2017).
Baca Juga: Ini Dia Bocoran "Tampang" Mobil Listrik Nissan Leaf
Saat ini, McLaren telah memiliki satu supercar hibrida yakni P1. P1 adalah pesaing dari Porsche 918 serta Ferrari LaFerrari.
Unit usaha McLaren, Mclaren Applied Technology, pada September tahun lalu ditunjuk sebagai penyuplai tunggal baterai listrik untuk Kejuaraan Formula E musim 2018/2019 dan 2019/2020. Status ini dipercaya mampu mengakselerasi riset dan pengembangan baterai listrik yang dikerjakan McLaren saat ini, hingga kemudian digunakan bagi supercar listrik di masa depan.