Tuntutan Hemat BBM Kian Ketat, Toyota Kemungkinan Pakai Logam Ini

Selasa, 09 Mei 2017 | 10:40 WIB
Tuntutan Hemat BBM Kian Ketat, Toyota Kemungkinan Pakai Logam Ini
Ilustrasi logo Toyota. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Regulasi mengenai efisiensi bahan bakar minyak (BBM) dan emisi gas buang di berbagai negara maju kian ketat. Toyota pun mulai memikirkan cara untuk mengikuti aturan tersebut.

Salah satunya dengan kemungkinan menggunakan aluminium. Logam ini dinilai bisa mereduksi bobot kendaraan, sehingga bisa menghemat konsumsi BBM.

Chief Executive Officer Toyota Amerika Utara Jim Lentz, seperti diwartakan Carscoops pada Selasa (9/5/2017), mengatakan Toyota sedang meneliti material-material ringan demi memenuhi peraturan konsumsi BBM kendaraan yang makin diperketat.

Pasalnya, tuntutan efisiensi BBM kelak tak akan bisa dicapai hanya melalui pengembangan dari sektor mesin. Salah satu material yang menjadi perhatian serius adalah aluminium.

Baca Juga: Nilai Perusahaan Apple Diprediksi Tembus 1 Triliun Dolar AS

"Kami harus melihat dari berbagai cara berbeda untuk meningkatkan penghematan BBM. Karena itu, pastinya kami akan menggunakan lebih banyak lagi material ringan seperti aluminium di masa depan," beber Lentz.

Hal itu diutarakan Lentzdi tengah-tengah konferensi pers ekspansi Pusat Riset dan Pengembangan Toyota di York Township, Pennsylvania, Amerika Serikat. Ekspansi tersebut memerlukan investasi tambahan 150 juta dollar AS (Rp2,05 triliun).

Sementara, Wakil Presiden Toyota Amerika Utara Robert Young menjelaskan, aplikasi aluminium di panel bodi luar relatif mudah dilakukan.

Dan yang menjadi tantangan dan mesti dipelajari lebih dalam ialah penggunaan aluminium di platform bodi mobil.

Jika rencana penggunaan aluminium benar-benar terealisasi, Toyota sendiri sedikit-banyak berpotensi terpengaruh oleh rencana kebijakan Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga: Sidang Putusan Ahok, Berkas Vonis Hakim Lebih dari 630 Lembar

Trump Kemungkinan akan memberlakukan bea masuk tinggi untuk aluminium impor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI