Suara.com - Pemerintah Cina menargetkan pasar mobil di 'Negeri Tirai Bambu' mencapai 35 juta unit di 2025. Seperlima dari jumlah tersebut atau sekitar tujuh juta unit, ditargetkan datang dari mobil berteknologi alternatif yang tidak menggunakan bahan bakar minyak.
Target tersebut, terdapat dalam peta jalan atau road map yang disusun dan dipublikasikan oleh Kementerian Perindustrian Cina.
Pada tahun lalu, pasar mobil Cina mencapai 28 juta unit. Mobil berbahan bakar alternatif berkontribusi 2 persen di antaranya atau sekitar 560 ribu unit.
Meski baru menyumbangkan beberapa persen dari total penjualan domestik, Cina sendiri sudah berkembang menjadi pasar mobil listrik terbesar sejagad karena berbagai insentif yang digelontorkan regulator. Pemerintah Cina juga belum lama ini membuat regulasi mewajibkan para pabrikan merakit mobil listrik mereka di sana jika ingin bermain di pasar Cina.
Baca Juga: Model Seksi Ini Lelang Keperawanannya, Ditawar Sampai Rp28 Miliar
Volvo, Toyota, Volkswagen, dan General Motors adalah empat pabrikan yang sudah memastikan melokalisasi produksi mobil listrik mereka di negara berhaluan komunis itu.
Di samping target jumlah pasar, dalam peta jalan industri otomotif Cina pada 2025, pabrikan Cina juga ditargetkan ada yang masuk dalam 10 besar merek terlaris dunia.
"Kualitas mobil-mobil Cina sudah sangat jelas meningkat, sementara kepopuleran merek, reputasi, dan pengaruh global sudah menjadi jauh lebih kuat saat ini. Di 2025, kami bisa melihat beberapa merek Cina masuk ke dalam 10 pabrikan terbesar global," kata Kementerian Perindustrian Cina.
Satu hal lain yang diungkapkan pemerintah Cina adalah rencana melonggarkan aturan joint venture antara pabrikan Cina dengan pabrikan asing di masa depan. Saat ini, pabrikan asing cuma diperbolehkan memiliki saham joint venture dengan pabrikan lokal maksimal 50 persen. [Carscoop]
Baca Juga: Ini Mobil Sport Terlaris Dunia 2016