Meski Laris, Calya Belum Bisa Kalahkan Penjualan 'Sang Kakak'

Kamis, 13 April 2017 | 20:37 WIB
Meski Laris, Calya Belum Bisa Kalahkan Penjualan 'Sang Kakak'
Toyota Calya diperkenalkan pada acara GIIAS 2016, di ICE BSD, Tanggerang, Sabtu (13/8). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak mulai dipasarkan pada Juli tahun lalu, Toyota Calya langsung menjadi salah satu mobil terlaris di tanah air. Tapi, Calya ternyata masih belum bisa mengalahkan 'sang kakak', Toyota Avanza, yang hingga kuartal satu 2017 masih jadi kontributor utama penjualan Toyota.

Vice President Director PT. Toyota Astra Motor (TAM), Henry Tanoto mengklaim, penjualan retail Toyota di periode Januari-Maret 2017 berjumlah 93.719 unit.

"Penjualan kami tumbuh, 9,5 persen (dibanding periode yang sama di 2016) untuk retail," ucap Henry di Jakarta Kamis (13/4/2017).

Di sisi lain, Executive General Manager TAM Fransiskus Soerjopranoto mengatakan, kontributor terbanyak penjualan masih dipegang oleh Avanza. Disusul kemudian oleh Calya.

Baca Juga: Toyota Mulai Pasarkan Produk Anyar C-HR di IIMS 2017?

Transaksi jual-beli retail Avanza, menurut Soerjopranoto, berkisar 9.000-an unit per bulan sehingga di tiga bulan pertama total distribusi Avanza ke konsumen ada di kisaran 27.000-an unit.

Avanza mampu menyumbang sekitar 30 persen dari total penjualan Toyota di kuartal pertama kemarin.

Sementara itu, Calya rata-rata laku 6.000-an unit per bulan. Kijang Innova menjadi jagoan selanjutnya dengan rerata penjualan 4.000-an unit, disusul Agya di level 2.000 unit per bulan.

Soerjopranoto menilai, kepercayaan konsumen yang masih lebih besar terhadap Avanza dibandingkan kepada Calya menjadi jawaban utama mengapa 'sang adik' belum bisa taklukkan 'sang kakak'.

"(Alasan) yang pertama, masyarakat percaya produknya (Avanza) sudah teruji. Kalau Calya, kan, baru tahun lalu. Jadi belum 100 persen," paparnya.

Baca Juga: Ini Dia Mobil 'Jagoan-jagoan' Toyota di IIMS 2017

Adapun alasan kedua, di mata Soerjopranoto, ialah soal nilai jual kembali (resale value).

"Kalau Avanza, resale value-nya sudah bisa dikira-kira oleh konsumen. Kalau Calya atau Agya, kan, mereka belum bisa mengira-ngira," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI