Daihatsu: Kredit Macet Buat Kami Sulit Jualan

Sabtu, 08 April 2017 | 20:30 WIB
Daihatsu: Kredit Macet Buat Kami Sulit Jualan
Daihatsu New Ayla 1.2 l resmi diluncurkan di Sunter, Jakarta, Jumat (7/4/2017). [suara.com/Insan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Daihatsu mengeluhkan tingginya tingkat kredit macet tahun ini yang membuat penjualan mereka menjadi lebih sulit. Pasalnya, lebih dari 80 persen penjualan Daihatsu didapat lewat kredit.
 
Marketing Director PT. Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra mengatakan, pada tahun ini mereka menargetkan angka penjualan yang lebih rendah dibanding tahun lalu yaitu 180 ribu unit.
 
Adapun penjualan Daihatsu pada tahun lalu, menilik data wholesales milik Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ialah 189.683 unit.
 
"Iya (target kami tahun ini) turun. Kami melihat tahun ini pasar agak berat karena kredit itu menjadi faktor penentu pergerakan pasar mobil Indonesia. Kalau melihat (pasar mobil secara keseluruhan) tiga bulan pertama tahun ini, wholesales memang naik 5 persenan, tapi retail turun 5 persenan," kata Amelia, Jumat (7/4/2017) kemarin di Jakarta.
 
Hal ini, lanjut dia, disebabkan oleh tingkat Non Performing Loan (NPL/kredit macet) yang tinggi. Risiko kredit pun, sebagai dampaknya, menjadi lebih besar sehingga perusahaan-perusahaan leasing lebih ketat dalam memberikan persetujuan kredit mobil.
 
"Di Daihatsu sendiri 83 persen itu penjualan lewat kredit. Kalau leasing approval terpengaruh, penjualan kita juga terpengaruh," ungkap Amelia.
 
"Kalau lihat dari Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) saja, SPK Daihatsu bagus, di atas 19 ribu unit. Tapi, realisasi penjualan bulan lalu itu 15.300-an unit. Jadi jauh banget realisasi penjualannya karena perusahaan leasing hati-hati banget," sambung dia.
 
Amelia mengklaim bahwa penjualan Daihatsu di tiga bulan pertama 2017 masih lebih besar dibanding tiga bulan pertama 2016. Akan tetapi, ia mengkhawatirkan kondisi sembilan bulan ke depan dengan tingkat kredit macet dan ketatnya persetujuan dari perusahaan leasing.
 
"Agak susah bicara strategi karena ini karena faktor eksternal. Yang bisa kita lakukan sekarang cuma berdiskusi sama leasing company untuk melihat apa solusi win-win supaya kita sama-sama ruginya tak terlalu besar. Makanya pasarnya tak mungkin diharapkan naik tinggi-tinggi," tutup Amelia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI