Suara.com - Uni Eropa tampak makin alergi terhadap mobil bermesin diesel dan sangat serius untuk 'membunuhnya'. Keinginannya untuk menghilang mobil diesel dibuktikannya dengan mengeluarkan regulasi untuk mempercepat kepunahan mobil bermesin diesel di 'Benua Biru'.
Kendaraan bermesin diesel memang lebih efisien bahan bakar ketimbang jika menggunakan mesin bensin. Akan tetapi, emisi gas buangnya jauh lebih tinggi dan menjadi salah satu penyebab utama meninggalnya 3 juta orang per tahun, karena polusi udara.
Skandal pemalsuan data emisi gas buang mesin diesel Volkswagen pada 2015 makin membuat Uni Eropa yakin bahwa mesin diesel bersih itu tidak ada.
Parlemen Uni Eropa pun, seperti diwartakan Carscoops pada Kamis (6/4/2017), baru-baru ini telah menerbitkan undang-undang yang mewajibkan denda 30 ribu euro (Rp427,15 juta) bagi kendaraan yang memproduksi emisi gas buang riil lebih banyak ketimbang hasil tes. Undang-undang yang dikeluarkan pada Selasa (4/4/2017) itu diakui menyasar mobil bermesin diesel.
Komisioner Industri Uni Eropa Elżbieta Bieńkowska mengatakan, peraturan ini dipercaya bakal membuat mobil bermesin diesel semakin sulit dijual di pasar Eropa.
"Mobil-mobil bermesin diesel tidak akan hilang dalam satu-dua hari. Tapi, kami yakin kepunahan mereka akan terjadi lebih cepat dari yang kita bayangkan," ucap Elżbieta Bieńkowska.
Kebijakan Uni Eropa ini mengikuti langkah berbagai negara di dunia yang ingin membasmi mobil bermesin diesel.
Inggris saat sedang menggodok rencana membatasi atau melarang mobil bermesin diesel di 35 kota. Walikota London Sadiq Khan juga belum lama ini mengajukan rancangan undang-undang mengenai denda untuk mobil bermesin diesel yang masuk ke kotanya.
Tahun lalu, walikota Paris, Meksiko City, Athena, dan Madrid mengumumkan pelarangan bagi mobil bermesin diesel di kota mereka mulai 2025.
Uni Eropa Serius Ingin 'Bunuh' Mobil Bermesin Diesel, Kenapa?
Kamis, 06 April 2017 | 11:42 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
WALHI Serang Balik Jokowi: Bukan Polusi yang Sulit Diatasi, Tapi Penyebabnya Pejabat Toxic!
19 November 2024 | 14:16 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Otomotif | 18:30 WIB
Otomotif | 16:48 WIB
Otomotif | 16:25 WIB
Otomotif | 15:16 WIB
Otomotif | 15:00 WIB
Otomotif | 14:36 WIB
Otomotif | 14:00 WIB