Suara.com - Arogansi pengendara-pengendara motor besar di jalanan menimbulkan citra buruk melekat pada mereka. Hal ini, menurut Kepala Kepolisian Derah (Kapolda) Metro Jaya Irjen Pol. Mochamad Iriawan harus diubah.
Iriawan, yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Besar Indonesia (PP IMBI), mengakui bahwa citra para pengendara motor besar adalah eksklusif, arogan, dan hedonis.
"Ini harus diubah, menjadi humanis tapi tetap flamboyan," kata dia saat membuka acara Otobursa Tumplek Blek 2017, Sabtu (1/4/2017) di Parkir Timur Senayan, Jakarta.
Caranya, menurut Iriawan, adalah perubahan pola pikir lewat diskusi.
Baca Juga: Toyota Calya dan Daihatsu Sigra Bikin Pedagang Mobil Bekas Susah?
"Ini dimulai dari komunitas yang saya pegang dulu, lalu diskusi dengan teman-teman komunitas lain, pelan-pelan saya rasa bisa," ujarnya.
Diskusi antar komunitas ini antara lain akan dilakukan pada Juli nanti, saat perayaan ulang tahun ke-30 IMBI yang turut mengundang banyak komunitas motor besar. Bahasan ke komunitas-komunitas motor besar antara lain adalah kewajiban mematuhi aturan lalu lintas.
"Juli saya akan bicara dengan teman-teman komunitas lain," tutur Iriawan.
Tingkah laku semena-mena dan arogansi komunitas motor besar, terutama saat touring, memang kerap dibicarakan. Pada 2015 lalu, aksi seorang pesepeda di Yogyakarta yang memalang jalan yang dilalui peserta touring motor besar yang tak tertib lalu lintas bahkan mendapat banyak pujian dari publik.