Rambu Lalu Lintas Bergambar Perempuan, Australia Heboh

Jum'at, 10 Maret 2017 | 15:57 WIB
Rambu Lalu Lintas Bergambar Perempuan, Australia Heboh
Rambu lalu lintas baru di Australia bergambar perempuan. (Fotp: dok. Auto Evolution)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Adanya tuntutan agar rambu lalu lintas (lalin) untuk pejalan kaki di Australia tak melulu bersosok lelaki membuat masyarakat negara tersebut heboh. Sebagian menyetujui, sebagian lainnya menganggap hal itu adalah bentuk kesetaraan gender yang berlebihan.

Tuntutan itu, menurut Auto Evolution yang mengutip The Western Australia pada Jumat (10/3/2017), diajukan oleh The Committee of Melbourne dan telah disetujui oleh pemerintah kota Victoria.

Mulai pekan ini, persimpangan-persimpangan jalan di kota tersebut akan memiliki rambu-rambu pejalan kaki bergambar laki-laki dan perempuan dalam jumlah seimbang.

Rambu bergambar kedua gender tersebut akan ada di plang jalan atau pun lampu lalu lintas. Pemerintah kota bakal melaksanakan masa percobaan selama setahun.

Committee of Melbourne sendiri merupakan sebuah grup berisikan orang-orang yang menjadi eksekutif di berbagai area bisnis maupun organisasi masyarakat. Mereka menuntut hal tersebut agar Victoria menjadi kota yang paling menjunjung kesetaraan gender.

"Kita (Victoria) sudah dipilih menjadi 'Kota yang Paling Nyaman untuk Hidup' enam kali berturut-turut. Sudah saatnya kita juga menjadi kota yang paling membela kesetaraan gender di dunia," ucap Head of The Committee of Melbourne, Martine Letts.

State Minister for Women and for the Prevention of Family Violence, Fiona Richardson, menyambut baik hal tersebut. Menurut dia, ada banyak hal kecil dan tidak signifikan tapi turut membuat perempuan Australia merasa tidak nyaman.

"Saya sangat senang melihat lampu lalu lintas untuk pejalan kaki menyala dan menunjukkan sosok perempuan," tutur dia.

Melbourne Lord Mayor, Robert Doyle, merasa ini berlebihan. "Saya akan melakukan banyak hal untuk membela kesetaraan gender, tapi apa harus sampai seperti ini? Kalian semua serius?"

Menurut Doyle, kebijakan ini lebih merupakan pemborosan dana ke hal-hal yang tidak terlalu berdampak besar pada isu kesetaraan gender.

Evan Mulholland dari The Institute of Public Affairs sependapat dengan Doyle. "Lebih baik mereka menggunakan dananya untuk mengatasi masalah kemacetan," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI