Toyota Sudah Memulai Ekspor Sejak Mobil Dikapalkan Bersama Sapi

Kamis, 09 Maret 2017 | 07:11 WIB
Toyota Sudah Memulai Ekspor Sejak Mobil Dikapalkan Bersama Sapi
Pengiriman ekspor mobil Toyota di Tanjung Priuk. [Suara.com/Insan Akbar Krisnamusi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Toyota sudah memulai ekspor unit utuh (Completely Built-Up/CBU) dari Indonesia sejak 1987 silam, sewaktu pengapalan kendaraan ke luar negeri masih disatukan bersama-sama dengan pengiriman sapi. Dari awal ekspor hingga Januari 2017, pabrikan ini sudah mengirim 1.065.100 mobil rakitan Indonesia ke berbagai negara.

Model perdana yang menjadi komoditas ekspor Toyota ialah Kijang Super. Kijang generasi ketiga itu dikirim ke Brunei Darussalam.

Kala itu, ekspor mobil belum melalui pelabuhan khusus otomotif, yang baru dibangun pemerintah pada 2006. "Dulu (pada 1987) pengiriman ekspor mobil masih dicampur sama sapi. Dibungkus sampai ke Brunei. Sampai sana, harus repair bodi, dipoles lagi," kata Plant and PLC Senior Director Sunter Plant PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Edward Otto Kanter, Rabu (8/3/2017) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

"Saya pernah lihat foto Kijang Super yang diekspor samping-sampingan dengan sapi," lanjut Edward.

Baca Juga: Toyota Indonesia Intip Peluang Ekspor ke Australia

Proyek Innovative International Multi-purpose Vehicle (IMV) kemudian diinisiasi Toyota pada 2004. Proyek ini membuat model-model ekspor salah satu pabrikan terlaris dunia itu dari Tanah Air semakin beragam.

Avanza serta Kijang Innova mulai dikapalkan ke luar negeri pada tahun ini juga. Fortuner, Rush, Town Ace/Lite Ace menyusul masing-masing pada 2006, 2007, 2008.

Pada 2014, giliran Yaris, Agya dan Vios yang diekspor. Terakhir, tahun lalu, Sienta bergabung.

Dalam kurun 1987-2011, Toyota secara akumulatif mengekspor 313 ribu unit.

"Ekspor kami sangat meningkat sejak berhasil menembus Timur Tengah pada 2006. Pasar di sana, kan, cukup besar. Saat itu padahal harga kami masih lebih mahal daripada harga Thailand, tapi kami berani ambil karena kami yakin bisa melakukan improvement dan akhirnya kami bisa compete," papar Direktur Administrasi TMMIN Bob Azam.

Baca Juga: Cuitan Dhani Soal Penista Agama, Polisi Persilakan Ahok Lapor

Permintaan dari Timur Tengah terhadap mobil Toyota rakitan Indonesia kemudian semakin menjadi-jadi. Di 2014, dari 160 ribu unit ekspor CBU Toyota, separuhnya dikirim ke Timur Tengah.

Dari situ, signifikansi pasar Timur Tengah terus berkembang hingga kini berkontribusi 60-70 persen ekspor Toyota dari Indonesia melalui tiga model yakni Fortuner, Kijang Innova, Vios.

Saat permintaan pasar Timur Tengah turun di 2016, kuota ekspor pun ikut mengecil 5 persen dibanding setahun sebelumnya, menjadi 169 ribu unit.

Tak heran, saat permintaan dari Timur Tengah mulai pulih, target ekspor CBU Toyota dipatok di 185 ribu unit pada 2017, naik 10 persen dibanding capaian Toyota setahun sebelumnya.

"Kalau bisa, kami ingin menjadi hub (basis produksi) ekspor dari ASEAN untuk Timur Tengah," ucap Bob mengenai harapannya di masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI