Suara.com - Motor underbone atau biasa disebut sebagai motor bebek, pernah jadi raja di jalanan Indonesia. Akan tetapi, sejak kedatangan skuter otomatis (skutik), posisi motor bebek dari tahun ke tahun makin terpinggirkan, termasuk tahun ini.
Di 2017, motor bebek tak hanya disikut oleh skutik. Perkembangan pasar motor sport yang bagus pun bisa makin membuat nasib motor bebek mengenaskan.
Direktur Pemasaran PT. Astra Honda Motor Margono Tanuwijaya mengatakan motor bebek memiliki tendensi untuk turun lagi volume penjualan dan pangsa pasarnya di tahun bershio ayam api ini, meski ia mengaku belum mampu memprediksi seberapa besar penurunannya secara tepat. Sementara itu, skutik tetap berjaya dan prospek motor sport makin cerah.
"Sekarang ini segmen motor bebek adalah orang-orang yang memang lebih cenderung beli motor secara fungsional. Mereka konsumen-konsumen konservatif, cari motor irit, hanya dipakai kerja, tidak terlalu peduli terhadap gaya hidup, model motor," ucap Margono, beberapa waktu lalu di JI Expo Kemayoran, Jakarta.
Menurut dia, segmen konsumen seperti ini akan tetap ada, tetapi jumlahnya akan terus mengecil hingga mencapai titik tertentu di masa depan.
"Dengan berkembangnya generasi baru yang berubah dan income per kapita yang beberapa tahun terakhir ini naik, hal itu akan berubah. Orang-orang akan cenderung membeli motor dengan mempertimbangkan gaya hidup. Itu kan terlihat dari angka penjualan motor bebek yang turun sangat signifikan," tutur Margono.
Menilik data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), transaksi jual-beli motor bebek di 2016 merosot paling dalam jika dibandingkan dengan skutik atau pun motor sport. Pasar motor bebek turun 30,14 persen jika dikomparasikan dengan capaian 2015 menjadi 599.542 unit. Pangsa pasar motor bebek kini hanya sekitar 10 persen di jagad sepeda motor nasional.
Pasar motor sport, di sisi lain, minus 13,5 persen menjadi 643.739 unit di 2016. Adapun pasar skutik cuma tereduksi 3,89 persen menjadi 4.688.004 unit.
Margono mengatakan harapan bagi motor bebek adalah konsumen di beberapa daerah perkebunan yang memfungsikannya sebagai kendaraan. "Di Jakarta juga masih ada perusahaan-perusahaan jasa kurir yang masih tetap butuh sepeda motor yang irit dan tak butuh desain model."