Suara.com - Lagi-lagi, Donald Trump membuat kontroversi. Melalui juru bicaranya, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) itu mengancam akan memperlakukan Kanada sama dengan Meksiko dengan cara mempersulit impor mobil dari negara tersebut.
Ancaman itu dikeluarkan untuk memberi sinyal kepada para produsen otomotif agar lebih banyak berinvestasi di AS dibanding negara lain untuk membuat produk-produk yang ditujukan bagi pasar 'Negeri Paman Sam'. Cara Trump kelak ialah memberlakukan bea masuk tinggi bagi mobil-mobil yang dikapalkan dari negara tersebut.
"Trump akan berusaha melakukan apa pun untuk menghalangi sebuah perusahaan yang berbisnis di AS berpindah ke lokasi berbeda, apakah itu Kanada, Meksiko, dan atau negara-negara lain," kata Juru bicara Donald Trump, Sean Spencer, seperti dilaporkan oleh Automotive News pada Sabtu (14/1/2017).
Analis menilai ancaman terhadap Kanada ini akan membawa dampak yang tak kalah besar bagi pabrikan-pabrikan otomotif. "Kanada juga menjadi tempat untuk merakit kendaraan yang memiliki banyak permintaan (di AS)," ucap analis senior otomotif Bloomberg Intelligence, Kevin Tynan.
Ongkos produksi di Kanada memang tak semurah di Meksiko. Akan tetapi, Kanada menjadi salah satu basis untuk memproduksi truk ringan serta mobil sports yang menyasar konsumen-konsumen AS.
Data Bloomberg Intelligence menunjukkan bahwa impor mobil penumpang dari Kanada ke AS pada Januari-Oktober 2016 bernilai 37 juta dolar AS (Rp492,84 triliun), naik 12 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Angka tersebut lebih besar dari impor kendaraan dari Meksiko di rentang waktu sama sebanyak 19 miliar dolar AS (Rp253,08 triliun).
Sebelumnya, Trump mengancam korporasi seperti General Motors, Ford, hingga Toyota agar tak membangun pabrik baru di Meksiko. Jika tidak, akan ada pajak yang signifikan bagi mobil-mobil impor mereka.
Karena kecaman tersebut, Ford sampai membatalkan pembangunan pabrik anyar di Meksiko yang sudah dalam tahap awal.