Suara.com - Tiga segmen yang ada di pasar sepeda motor nasional yaitu skuter otomatis (skutik), motor bebek, dan motor sport, kompak turun volume penjualannya di 2016. Akan tetapi, penurunan terkecil dialami skutik karena tertolong penjualan skutik-skutik murah di kelas 110 cc serta 115 cc.
Penjualan motor-motor bebek selama Januari-Desember 2016, menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), drop 30,14 persen menjadi 599.542 unit dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Transaksi jual-beli motor sport, di sisi lain, tereduksi 13,5 persen menjadi 643.739 unit.
Adapun distribusi skutik ke konsumen cuma minus 3,89 persen ke angka 4.688.004 unit.
Baca Juga: Penjualan Sepeda Motor di 2016 Turun, Target AISI Tidak Terpenuhi
Merosotnya penjualan ketiga segmen tersebut mengantarkan pasar sepeda motor domestik menyusut 8,47 persen menjadi 5.931.285 unit jika dikomparasi dengan pencapaian di 2015. Pada tahun itu, pasar roda dua nasional membukukan 6.480.155 unit.
Ketua Bidang Komersial Sigit Kumala mengatakan bahwa motor-motor skutik di kelas entry level (110 cc dan 115 cc) menjadi pilihan pada 2016, di tengah penurunan daya beli karena perlambatan ekonomi plus harga komoditas yang buruk hampir sepanjang tahun.
"Ini (penurunan penjualan skutik yang cuma sedikit) menandakan konsumen lebih menyukai model entry level di segmen skutik karena lebih praktis dan harganya terjangkau. Soalnya entry level motor sport yang harganya di kisaran Rp17-18 juta, kan, terlalu tinggi," ucap Sigit ketika dihubungi Suara.com pada Rabu (11/1/2017).
Sekadar menginformasikan, model-model skutik di kelas entry level antara lain Honda BeAT, Yamaha Fino.
Berkat penurunan volume penjualan yang kecil, pangsa pasar skutik terhadap penjualan 'kuda besi' di Indonesia pun naik dari 75,27 persen di 2015 menjadi 79,04 persen di 2016.
Baca Juga: Irena Dianggap Saksi Paling Bahaya, Tim Ahok akan Lapor Polisi