Suara.com - Kreativitas dan inovasi tidak selalu lahir dari sebuah negara maju dan super modern, tapi bisa juga datang dari sebuah negara yang tidak disangka-sangka. Seperti sebuah sepeda motor bertenaga matahari yang dibuat tiga pelajar di Kenya, Afrika Timur.
Ketiga pelajar itu, tulis Auto Evolution, Jumat (30/12/2016), ialah Robert Achoge, James Ogola, dan Charles Ogingo. 'Kuda besi' inovatif kreasi mereka diberi nama Ecotran.
Ecotran sejatinya merupakan sepeda motor bermesin konvensional yang ditransformasikan menjadi sepeda motor listrik. Hanya saja, baterai listriknya dapat diisi ulang dengan menggunakan alat khusus yang mampu menangkap energi foton dari cahaya matahari, kemudian menyalurkannya ke baterai.
Baterai listriknya sendiri berukuran kecil, kuat, serta mampu menyuplai tenaga untuk jarak 70 km. Sesudah mencapai jarak itu, baterai tersebut wajib diisi ulang.
Baca Juga: Paranormal Angkat Bicara Soal Rizieq Shihab yang Dipolisikan
Adapun tantangan yang hingga kini masih terus coba dipecahkan oleh tiga penemu Ecotran ialah akselerasinya yang lambat serta kurangnya torsi saat melibas tanjakan.
Di Kenya sendiri terdapat beberapa daerah yang belum mendapatkan suplai aliran listrik. Ecotran pun dianggap sebagai solusi untuk mobilitas yang murah dan tak tergantung pada suplai bensin atau pun listrik.
Pengembangan Ecotran dimulai sejak dua tahun lalu. Awalnya, Achoge, Ogola, serta Ogingo hanya membeli tiga sepeda motor konvensional yang mereka coba konversi menjadi motor listrik bertenaga surya.
Kemudian, usaha ini mendapat banyak perhatian, sampai-sampai The United States African Development Fund memberikan pendanaan sehingga secara total mereka bisa mengutak-atik 35 motor sebelum akhirnya menemukan titik terang dalam riset mereka.
Kini, ketiga pemuda itu bertekad membuat Ecotran menjadi sebuah armada dengan jumlah yang banyak, lengkap dengan alat pengisi daya khusus yang jumlahnya memadai.
Baca Juga: Mengapa Komplotan Bandit Ramlan Leluasa Masuk Rumah Dodi?