Suara.com - Mercedes-Benz menuai hasil positif dari banyaknya model-model sport utility vehicle (SUV) baru yang mereka luncurkan dalam dua tahun terakhir. SUV berperan sebagai penyelamat karena berhasil mendongkrak penjualan Mercedes pada 2016.
"Penjualan kami ada di level yang sama dengan tahun lalu. Volume SUV naik, tapi yang lain turun salah satunya karena transisi model E-Class kami dari W212 ke W213 yang membuatnya belum maksimal tahun ini," kata Presiden Direktur PT. Mercedes-Benz Distribution Indonesia Roelof Lamberts, pertengahan pekan ini di Jakarta.
Adapun transaksi jual-beli retail Mercedes pada Januari hingga Oktober, menurut Lamberts, mencapai lebih dari 2.800 unit. Pabrikan asal Jerman ini menjadi pemimpin di segmen kendaraan premium dengan pangsa pasar lebih dari 45 persen.
Kontribusi SUV terhadap penjualan Mercedes sendiri naik dari 28 persen di periode yang sama tahun lalu menjadi di atas 33 persen.
"Kami melihat peningkatan yang sangat bagus (pada SUV) karena kami meluncurkan banyak model baru," jelas Lamberts.
Sejak 2015, Mercedes memang secara agresif merilis sederet varian SUV baru untuk model GLA, GLC, GLE, hingga GLS. Mercedes bahkan memulai 2016 dengan mengumumkan bahwa tahun ini merupakan tahunnya SUV.
SUV pun menjadi penolong Mercedes di tengah stagnasi pasar mobil dan dropnya segmen kendaraan premium akibat perlambatan ekonomi serta pajak yang tinggi.
Lamberts bahkan yakin pada akhir tahun yang sulit ini Mercedes setidaknya mampu menyamai penjualan tahun lalu, atau bahkan melebihinya sedikit, dengan pangsa pasar mendekati 50 persen di segmen kendaraan mewah.
"Pada tahun depan kami tak meluncurkan banyak SUV baru, walaupun GLC Coupe masuk dalam agenda kami sebagai salah satu model anyar tahun depan. Mungkin penjualan SUV akan stabil atau turun sedikit karena efek E-Class yang mulai dirakit secara lokal," ucapnya.