Suara.com - Perekonomian Indonesia tengah melambat tampaknya tak membuat gentarpara miliarder di Tanah Air untuk terus mengoleksi mobil-mobil sport dan mewah. Ini terungkap dari laporan mobilWOW yang baru-baru ini mewawancarai Prestige Motorcars, salah satu importir mobil mewah di Jakarta.
Rudy Salim, Presiden Direktur Prestige Motorcars mengatakan bahwa kendaraan premium di Indonesia memiliki pasar yang terbatas dan unik.
"Ini golongan yang bisa dibilang bukan orang kaya biasa," kata Rudy.
Ia menjelaskan bahwa orang-orang kaya yang tak biasa ini biasa membeli mobil-mobil mewah untuk melampiaskan stress. Tetapi ia juga mengatakan yang dibeli tak selalu mobil baru. Kondisi ekonomi yang seret, membuat para penggila mobil mewah memilih mobil bekas.
"Terutama jika berbicara mengenai mobil bekas. Karena banyak kongolomerat di Indonesia sering melampiaskan stres mereka dengan membeli mobil," ujar Rudy pada pekan lalu.
Rudy pun menambahkan, kondisi seperti ini tak bisa digeneralisasikan. Karena pada umumnya konsumen tersebut biasanya memiliki kemampuan ekonomi yang jauh lebih baik.
"Tapi memang enggak semua bisa digeneralisasi seperti itu," imbuh Rudy.
Lebih lanjut Rudy pun memaparkan, tak bisa dipungkiri penjualan mobil mewah memang sangatlah terpengaruh oleh kondisi ekonomi.
Memanfaatkan tren ini, Rudy kini juga mulai memasarkan mobil mewah bekas dan ia mengatakan bahwa animonya sangat baik. Alasannya, tentu saja, karena mobil mewah bekas harganya lebih miring.
"Seiring dengan harga mobil baru yang naik dan harga mobil bekas yang turun terus tiap tahun," ungkapnya.
Selain itu, Ia pun mengungkapkan bahwa kini pihaknya memiliki strategi pemasaran khusus yakni dengan merangkul komunitas-komunitas mobil premium. Bahkan 80 persen penjualannya disumbang melalui kegiatan promosi kepada komunitas-komunitas.
"Transaksi kemungkinan kecil jika kita pameran di pusat perbelanjaan. Pameran di pusat perbelanjaan untuk branding saja," Rudy menjelaskan.
Adapun penjualan Prestige Motorcars yang berbasis di Pluit, Jakarta, saat ini dikuasai oleh penjualan mobil bekas. Perbandingan persentase dengan penjualan mobil baru bisa mencapai 70 persen berbanding 30 persen.
"Idealnya 70 persen untuk mobil baru dan 30 persen mobil bekas. Saat ini kondisinya terbalik. Namun hal itu bukan masalah besar," tutup dia.
Published by mobilwow.com |
Baca Juga: Mercedes Benz Siap Luncurkan Mobil Mewah Rakitan Bogor di 2017