Suara.com - Pabrikan Eropa ketar-ketir pascaterpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Mereka khawatir kebijakan proteksionis presiden ke-45 AS itu, terhadap perdagangan bebas akan berpengaruh negatif terhadap bisnis mereka secara global.
Rasa was-was itu itu diutarakan VDA, asosiasi yang antara lain beranggotakan tiga pabrikan Jerman, yaitu Volkswagen (VW), BMW, serta Daimler.
"Kami mengkhawatirkan bahwa AS di bawah presiden baru, akan seperti Cina, yang fokus pada ekonomi mereka sendiri dalam urusan perdagangan internasional," kata VDA dalam pernyataan resmi tak lama setelah Trump dipastikan terpilih pada Rabu (9/11/2016) waktu Indonesia, seperti diberitakan Reuters.
Produsen kendaraan dari 'Benua Biru' takut dengan posisi Trump yang tak berpihak pada perdagangan bebas.
Selama kampanyenya, taipan properti AS ini antara lain mengumandangkan ketidaksukaannya pada North America Free Trade Agreement (NAFTA), pun ketidaksetujuannya terhadap pakta nuklir Amerika Serikat dengan Iran.
Analisis menjelaskan posisi Trump tersebut akan berdampak pada kelangsungan investasi dan produksi berbagai merek terhadap perakitan mobil mereka di Meksiko.
"Retorika pada Meksiko, perubahan tarif perdagangan, dan mengecilnya kepercayaan diri konsumen nantinya membebani saham dan permintaan kendaraan di pasar," nilai konsultan investasi Evercore ISI melalui keterangan pers mereka.
Trump, di masa kampanye, berkali-kali mengatakan bakal melakukan regenosiasi NAFTA plus mempertimbangkan kembali besaran tarif impor kendaraan dari Meksiko. Ini adalah cara dia melindungi pekerjaan di AS, pun membuat para pelaku industri berpikir ulang sebelum melakukan investasi besar di Meksiko.
Nahasnya, BMW pada Juni telah melakukan pemancangan tiang perdana di San Luis Potosi, Meksiko sekaligus membuka komitmen investasi 2,2 miliar dollar AS hingga 2019 untuk kapasitas produksi 150 ribu unit.
Tiga bulan kemudian, VW melakukan inagurasi fasilitas perakitan di dekat wilayah Puebla, Meksiko bernilai 1,3 miliar dollar AS, dengan kapasitas produksi sama dengan BMW. Audi pun sudah bersiap membangun pabrik SUV Q5 mesin konvensional dan listrik di negara itu.