Indonesia Tiga Besar Pasar Motor Dunia, Tapi Minus Pusat Riset

Rabu, 02 November 2016 | 15:04 WIB
Indonesia Tiga Besar Pasar Motor Dunia, Tapi Minus Pusat Riset
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (tengah) saat meninjau pameran sepeda motor IMOS 2016 di Jakarta, Rabu (2/11) [Suara.com/Insan A Krisnamusi].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasar sepeda motor Indonesia menjadi yang ketiga terbesar di dunia, namun para produsen belum membangun pusat pengembangan dan penelitian (research and development/R&D) mereka di Nusantara. Dalam hal ini, Indonesia kalah dengan Thailand.

Penjualan sepeda motor nasional dalam dua tahun belakangan terus menurun karena perlambatan ekonomi. Pada tahun ini, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan bobot pasar hanya berada di kisaran 6 juta unit, sama atau lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 6.480.155 unit.

Dengan penurunan seperti itu, pasar motor Tanah Air masih masuk dalam tiga besar dunia.

"Indonesia adalah pasar ketiga terbesar di dunia di bawah India dan Cina," kata Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata dalam seremoni pembukaan Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2016 di Jakarta, Rabu (2/11/2016).

Gunadi memperkirakan industri sepeda motor nasional pada tahun ini akan akan bernilai Rp90 triliun dan berkontribusi Rp27 triliun terhadap pajak.

"Sekitar 2 juta orang terlibat dalam industri ini, mulai dari manufaktur, komponen, hingga pembiayaan," ujarnya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, saat memberikan kata sambutan di pembukaan IMOS 2016, menegaskan bahwa status sebagai tiga besar pasar sepeda motor dunia seharusnya diikuti dengan dibangunnya pusat R&D pabrikan di Indonesia.

Dalam berbagai kesempatan bersama industri otomotif, pemerintah memang mengatakan bahwa inti dari industri adalah R&D. Dengan adanya pusat R&D, maka akan terjadi efek bola salju semisal peralihan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendayagunaan sumber daya manusia lokal, hingga masuknya kapital.

"Dari data yang ada, R&D masih dilakukan oleh principal. Kita ingin R&D ada di Indonesia. Dari segi pasar kita lebih dari Thailand, tapi masih di belakang mereka dari segi R&D," tegas Airlangga.

Menanggapi penyataan Menperin, Gunadi pascaseremoni menjelaskan bahwa dengan pasar domestik yang massif, Indonesia memiliki potensi untuk memiliki pusat R&D di Indonesia. Hanya saja, menurut dia, SDM dalam negeri perlu disiapkan terlebih dahulu.

Industri sepeda motor nasional sendiri saat ini sedang menggelar hajatan besar, IMOS 2016. Pameran ini, ucap Gunadi, menjadi ajang para pabrikan memperlihatkan perkembangan teknologi dan produk terbaru mereka, juga mendorong penjualan.

IMOS 2016 berlangsung pada 2-6 November di Jakarta Convention Center serta diikuti oleh lima merek sepeda motor anggota AISI, tiga merek non-anggota AISI, plus 31 industri pendukung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI