Suara.com - Permintaan batu bara dari Cina, menjadi salah satu faktor eksternal yang akan menentukan nasib pasar kendaraan niaga di 2017, menurut pabrikan dan pemilik diler yang ditemui pada Selasa (25/10/2016) dan Rabu (26/10/2016) di Jakarta.
Total pasar mobil nasional Januari-September, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sebenarnya naik tipis 2,45 persen dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 783.450 unit. Akan tetapi, di balik itu, ada penurunan penjualan kendaraan niaga ringan sekitar 20 persen, juga truk di kisaran 12,75 persen.
Hanya kendaraan penumpang yang naik hingga 10 persen.
Para pabrikan kerap mengatakan belum pulihnya ekonomi global serta nasional, anjloknya harga komoditas, melemahnya perkebunan, hingga fluktuasi nilai tukar sebagai faktor-faktor yang membuat pasar kendaraan niaga lesu.
"Tahun ini, walau BI rate turun terus tapi pasar masih menahan (uang) sehingga belum terasa efeknya. Pasar dan dunia perbankan, termasuk leasing, masih 'wait and see'," kata Deputy Group Head of Field Group PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors Doni Maksudi.
Pasar pada 2016, masih tertolong oleh permintaan kendaraan niaga untuk kebutuhan logistik consumer goods plus e-commerce yang membuat penjualan tak makin anjlok.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Indonesia Logistics and Forwarders Association Imam Sugandi mengatakan perkembangan pesat e-commerce di negeri ini membuat bisnis makin terintegrasi dan menciptakan kesempatan bagi perusahaan logistik pihak ketiga.
"Nilai e-commerce Indonesia pada tahun ini saja diperkirakan 300 miliar dollar AS," ucap Imam.
Meski demikian, di akhir 2016, mulai pulihnya sektor perkebunan serta pelonjakan harga komoditas batu bara membuat pasar mobil komersial membaik. Namun, efeknya dikatakan baru benar-benar terasa tahun depan.
"Cina tak menahan lagi (pembelian batu bara) karena mereka butuh. Dua bulan terakhir harga batu bara naik dari 55 dollar AS, ke 75 dollar AS, dan makin naik ke 90 dollar AS. Pengusaha kini sudah mulai ada keberanian mengganti unit kendaraan mereka. Jika Cina terus begini, maka pasar akan naik," ujar Direktur PT Srikandi Diamond Motors Osman Arifin.
Selain itu, perkiraan BI rate satu digit pada tahun depan akan makin mengangkat transaksi jual-beli kendaraan niaga.
"Amnesti pajak juga membuat pengusaha tak lagi takut membeli kendaraan karena sudah mengaku dosa. Modal juga mulai masuk dan ini akan membuat permintaan kendaraan bertambah. Saya rasa dampaknya akan terasa semester II tahun depan. Apalagi Otoritas Jasa Keuangan saya dengar mau kasih uang muka lebih rendah," lanjut Osman.
Sektor logistik pun masih tetap menjadi salah satu penyokong pertumbuhan pasar kendaraan niaga tahun depan.
"Menurut Frost and Sullivan, pertumbuhan industri logistik di Indonesia per tahun bisa sekitar 15 persen dan ini luar biasa. India saja saya rasa tak sebesar itu," tandas Presiden Direktur PT Tata Motor Distribusi Indonesia Biswadev Sengupta.