Astra Gelontorkan Rp39 M untuk Lokalisasi Produksi UD Trucks

Selasa, 18 Oktober 2016 | 14:57 WIB
Astra Gelontorkan Rp39 M untuk Lokalisasi Produksi UD Trucks
Peresmian fasilitas perakitan UD Trucks milik Astra International di Sunter, Jakarta, Selasa (18/10) [Suara.com/Insan A Krisnamusi].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - UD Trucks bekerja sama dengan dua anak perusahaan PT. Astra International (AI) untuk melokalisasi produksi kendaraan niaga berat mereka, dengan kapasitas produksi terpasang 200 unit per bulan.

Total investasi yang dibenamkan mencapai 3 juta dolar AS (Rp39,14 M) dan seluruhnya dikeluarkan dari kocek AI. Dua anak perusahaan AI yang terlibat dalam kemitraan ini adalah PT Thahja Sakti Motor (TSM) dan PT Gaya Motor (GM).

"TSM akan bertindak sebagai importir komponen-komponen kendaraan UD Trucks secara Imcompletely Knocked Down (IKD), sementara GM akan menjadi perakitnya. Karena investasinya dari kami berdua, maka kami akan mengenakan biaya pembuatan dari tiap unit yang diproduksi nanti kepada UD Trucks," kata Presiden Direktur TSM Anton Kumara di Jakarta, Selasa (18/10/2016).

Pabrik GM yang menjadi fasilitas perakitan berlokasi di Sunter, Jakarta Utara. Pabrik ini luasnya mencapai 110.000 meter persegi, tetapi yang dimanfaatkan untuk perakitan UD Trucks hanya seluas 12.000 meter persegi.

"Sebagai awal, kami akan memproduksi lima unit UD Trucks per hari dan nantinya akan meningkat menjadi delapan unit per hari," imbuh Anton.

Sementara itu, dari total investasi 3 juta dolar AS yang dikeluarkan untuk lokalisasi produksi UD Trucks, sebanyak 1 juta dolar AS (Rp13,01 M) di antaranya habis untuk pengadaan fasilitas perakitan.

"Sisanya untuk bangunan, pergudangan, dan lain-lainnya," terang Anton.

Pabrik GM di Sunter akan merakit 10 varian model truk Quester milik UD Trucks.

Presiden Direktur PT. UD Trucks Indonesia Valery Muyard menjelaskan bahwa sejak 2012 sektor pertambangan Indonesia melesu hingga saat ini sehigga pasar kendaraan niaga pun ikut menurun. Meski demikian, proyek infrastruktur yang dilakukan pemerintah menjadi penolong di masa sulit.

Dengan kondisi pertambangan yang membaik di tahun depan, juga dengan kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah, ia yakin Indonesia sebagai pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara akan kembali pulih.

"Pada tahun lalu penjualan kami drop dengan pangsa pasar tak sampai 1 persen dan sepanjang 2016 kami performa bertumbuh sangat baik dengan menjadi nomor dua (di pasar kendaraan niaga berat) dengan pangsa pasar 15 persen dan penjualan 1.400 unit," papar Valery.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI