Revolusi Mobil Listrik Sudah Mulai Bergulir di Dunia

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 13 Oktober 2016 | 18:29 WIB
Revolusi Mobil Listrik Sudah Mulai Bergulir di Dunia
Dua unit Nissan Leaf, mobil listrik terlaris di dunia selama 6 bulan pertama 2016, sedang menggisi ulang baterainya (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah mobil listrik di dunia diyakini akan menembus angka dua juta unit pada akhir 2016, sebuah tonggak penting yang menandai dimulainya revolusi mesin listrik di dunia otomotif, demikian isi laporan Transport & Environtment, sebuah organisasi nonpemerintah di Eropa yang mendorong pegembangan transportasi ramah lingkungan.

Pasar mobil listrik terbesar di dunia saat ini adalah Cina. Mobil listrik masuk dalam satu dari lima mobil paling laris di negara Tirai Bambu itu. Eropa berada di urutan kedua, diikuti oleh Amerika Serikat, yang kini sedang dipikat oleh Tesla.

Pangsa pasar mobil listrik di Cina dan Eropa saat ini sudah melewati batas 1 persen, sehingga para analis yakin bahwa titik balik telah dilewati. Kini dunia sedang menuju era mobil listrik.

"Angkanya memang masih sangat kecil, tetapi yang kami lihat selama beberapa bulan terakhir adalah terjadinya perubahan budaya," kata Greg Archer, dari Transport & Environtment.

Dalam laporannya organisasi itu menunjukkan bahwa penjualan mobil listrik pada 2015 lalu naik dua kali lipat menjadi 145.000 unit.

Tanda-tanda revolusi menuju mobil listrik juga terlihat pada arena Paris Motor Show pada awal Oktober ini, ketika para peserta ramai-ramai memamerkan model-model mobil listriknya dalam ajang tahunan itu.

Sebelumnya produsen mobil Jerman, Volkswagen, mengatakan akan meluncurkan 30 mobil listrik pada 2025. Mobil-mobil itu akan memiliki kapasitas baterai lebih besar dan akan dijual dengan harga lebih murah. Dua faktor ini merupakan tantangan utama pengembangan mobil listrik saat ini.

"Kami melihat bahwa harga mobil listrik terus turun. Ini merupakan indikator jelas bahwa mobil listrik akan sangat kompetitif menghadapi mobil konvensional. Revolusi memang sedang berlangsung dan Eropa akan menjadi pemimpinnya," kata Archer.

Pada pekan ini Uni Eropa telah mengeluarkan arahan agar setiap rumah baru dan rumah yang direnovasi di kawasan itu dipasangi sebuah stasiun pengisian ulang baterai mobil listrik.

Selain Eropa, tambah Archer, Cina merupakan pendukung revolusi mobil listrik. Perkembangan mobil listrik di negeri itu didukung oleh kebijakan pemerintahnya dalam menekan polusi udara yang sudah akut.

"Cina sedang membangun sebuah pasar domestik yang kuat, yang di dalamnya para produsen mobil bisa bertumbuh dan mengembangkan keahlian dalam bidang mobil listrik," jeas Archer.

"Mereka sadar tak memiliki merek atau keahlian dalam mobil konvensional. Jadi mereka berniat melampaui Eropa dan AS untuk menjadi produsen mobil listrik utama. Ini merupakan ancaman besar bagi industri mobil Eropa," lanjut Archer.

Menurut Viktor Irle dari EV Volumes, perusahaan yang menghimpun data penjualan mobil dunia, revolusi mobil listrik sudah bergulir.

"Jumlah mobil listrik di dunia akan mencapai 2,1 juta unit pada akhir 2016. Itu artinya bahwa harga baterai juga turun 20 persen setiap tahunnya," kata Irle.

Norwegia adalah pemimpin dalam revolusi mobil listrik dunia. Satu dari tiga mobil yang terjual di Norwegia adalah mobil listrik. Negara itu memang berniat untuk melenyapkan mobil berbahan bakar minyak pada 2025.

Mobil listrik terlaris di dunia di paruh pertama 2016 adalah Nissan Leaf, diikuti oleh Tesla Model S. Di urutan tiga ada BYD Tang dan BYD Qin, bikinan Cina. Di urutan lima ada Chevrolet Volt. (The Guardian)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI