Suara.com - Ferrari bermesin V8 adalah model paling populer di Indonesia. 488 GTB, 488 Spider, dan California T menjadi tumpuan Ferrari pada tahun ini.
"Dalam sejarah Ferrari di Indonesia, (model bermesin) V8 adalah tulang punggung penjualan. Ini karena model-model V8 sudah ada sejak 2000, dari zaman 360 Modena dan 360 Spider," ungkap Chief Executive Officer Ferrari Jakarta Arie Christopher pascapeluncuran 488 Spider di Jakarta beberapa waktu lalu.
Model-model V8 terkini yang dijual di Indonesia antara lain California T, 458 Italia, 458 Speciale, hingga yang terbaru yakni 488 GTB serta 488 Spider.
488 GTB dirilis secara resmi di Indonesia pada Juli 2015. Adapun 488 Spider, yang merupakan versi atap terbuka (convertible) dari 488 GTB, baru saja diterjunkan ke pasar otomotif Tanah Air pada Rabu (21/9/2016) kemarin.
Meski California T merupakan Ferrari V8 dengan harga terbawah, transaksi jual-beli 488 GTB, kata Arie, mengunggulinya dengan selisih yang tak terlalu signifikan selama periode Januari hingga Agustus. Dengan tambahan varian atap terbukanya, 488 diproyeksikan sebagai penyumbang penjualan terbanyak Ferrari pada tahun ini.
Tahun ini, Ferrari mengakui bahwa penjualannya masih melambat karena terdampak perlambatan ekonomi global, termasuk di Indonesia. Hal ini memperparah pengaruh dari tingginya perpajakan mobil-mobil di atas 3.0 l seperti bea masuk 50 persen plus pajak penjualan barang mewah (PPnBM) 125 persen.
"Pengaruh pastinya ada karena pajak tinggi ditambah rupiah terdepresiasi. Ferrari ini segmen 'niche' yang merupakan barang hobi. Orang-orang saat ini menahan dulu sampai terbiasa dan mulai mengeluarkan uang lagi," papar Arie.
Meskipun begitu, ada dua faktor yang menjadi harapan Ferrari bahwa penjualan di akhir tahun nanti bisa sedikit lebih baik dari tahun lalu. "Pertama, di segmen ini konsumen sudah mulai familiar dengan harga di level sekarang. Kedua, ada dampak positif dari amnesti pajak," tukas Arie.