Suara.com - Setelah diluncurkan secara global pada November 2015, Ferrari 488 Spider akhirnya 'dilepaskan' di rimba otomotif Nusantara. Meskipun begitu, para konglomerat Indonesia yang membeli 488 Spider perlu menunggu paling cepat empat bulan untuk mendapatkannya.
"Ferrari membutuhkan 6-8 bulan untuk memproduksi versi setir kiri. Setelah itu, baru versi untuk negara-negara setir kanan," papar Chief Executive Officer Ferrari Jakarta Arie Christopher dalam peluncuran supercar ini, Rabu (21/9/2016) di Jakarta.
488 Spider merupakan versi atap terbuka (convertible) dari 488 GTB dan suksesor dari convertible Ferrari sebelumnya, 458 Spider. Dapur pacunya dipercayakan pada mesin bensin V8 3.9 l turbocharged.
Penggunaan turbocharger membuat Ferrari dapat menurunkan kapasitas mesin 4.5 l yang dimiliki 458 Spider. Dengan begitu, emisi gas buangnya pun berkurang dari 0.48 gram CO2 per km menjadi 0.38 gram per km.
Meski demikian, tenaganya diklaim lebih besar 100hp menjadi 670hp. Adapun torsinya meningkat 40 persen menjadi 760 Nm.
"Akselerasi 0-100 km/jam membutuhkan 3 detik, lebih cepat 0,4 detik (dibanding 458 Spider. Akselerasi 0-200 adalah 8,7 detik dari sebelumnya 10,8," ucap Arie.
488 Spider memperkenalkan Retractable Hard Top (RHT) dengan mekanisme buka-tutup dari aluminium yang membuat atapnya lebih ringan 25 kg dibanding pendahulunya. Waktu buka-tutup hanya 14 detik di kecepatan maksimal 45 km/jam.
Performa itu antara lain didukung sasis aluminium, plus sistem elektronik yang terintegrasi dengan SSC2 Slip Angle Control System sehingga akselerasinya 12 persen lebih cepat kala keluar tikungan.
Untuk 488 Spider dengan BeSpoke standar, Arie mengungkapkan inden yang dibutuhkan bisa 4-5 bulan.
"Kalau mengingingkan yang 'Tailor Made', tergantung tingkat kesulitannya. Yang paling lama yang pernah kami alami adalah lebih dari setahun," pungkasnya.