Jangan Beli 3 Jenis Mobil Bekas Ini

Suara.com - Semua orang tentunya berkeinginan mempunyai mobil sebagai moda transportasi. Bahkan jika tidak bisa membeli mobil baru mungkin akan membeli mobil bekas. Membeli mobil dalam kondisi baru tentu jarang tidak terjadi masalah, yang akan jadi masalah adalah ketika kita membeli mobil bekas.

Namanya bekas tentu sudah digunakan oleh orang sebelumnya dan kita tidak terlalu tahu mobil itu sudah dipakai oleh siapa saja.

Biasanya alasan orang untuk membeli mobil sangat bervariasi karena banyak hal mulai dari keinginan, koleksi, investasi bahkan hanya untuk ajang pamer. Karena bagi banyak orang mempunyai mobil tentunya adalah sebuah kebanggaan maka dari itu tak jarang banyak orang yang rela melakukan segala cara untuk dapat memiliki mobil misalnya membeli mobil secara kredit atau membeli mobil bekas.

Ini kesalahan–kesalahan yang dilakukan oleh banyak orang. Tentunya sebelum membeli mobil ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti budget, bagaimana kondisi mobil tersebut dan masih banyak yang lainnya. Maka dari itu banyak yang harus diperhatikan ketika ingin membeli mobil jangan terburu-buru ingin langsung membeli mobil hanya untuk kebutuhan mendadak.

Berikut ini adalah 3 jenis mobil bekas yang jangan pernah Anda untuk beli :

1. Mobil bekas banjir

Mobil mobil seperti ini sangat sering sekali ada di dealer – dealer Jakarta. Namun bukan berarti jenis mobil bekas seperti ini tidak ada di daerah lain. Karena kita tahu bahwa jakarta adalah kota yang sering terkena banjir sehingga banyak mobil-mobil yang dijual di luar sana adalah mobil bekas yang sudah pernah terkena bencana ini.

Kasus yang banyak terjadi adalah si pemilik mobil terdahulu yang terkena banjir langsung langsung menitipkan kepada pihak dealer namun dealer hanya membetulkan agar mobil tersebut minimal bisa dihidupkan dan dibersihkan kembali body luarnya lalu kemudian dijual kembali. Jika ada yang mau membeli tidak akan mungkin pihak dealer akan bilang bahwa mobil tersebut adalah mobil bekas terendam banjir.

Biasanya mereka hanya bilang bahwa mobil ini adalah mobil bekas pindah tangan. Salah satu solusinya adalah cek semua bagian mobil mulai dari mesin, bodi, sampai interiornya dan terakhir lakukan test drive yang cukup lama agar membuktikan bahwa mobil yang dijual masih tetap bekerja dengan baik.

2. Mobil dari hasil pencurian

Jangan pernah sekali–kali membeli mobil dari hasil pencurian. Memang tidak akan ada yang mau membeli mobil dari hasil curian namun ketika kita membeli mobil tersebut tentunya kita tidak akan tahu. Biasanya ada beberapa pihak yang bekerja sama satu sama lain  untuk dapat bisa menjual mobil hasil curian, namun mobil hasil curian tentunya tidak akan beredar di dealer mobil karena tentunya pihak dealer akan menolaknya. Dalam beberapa kasus ternyata ada saja beberapa dealer yang menerima penitipan mobil hasil curian dan melakukan kerjasama untuk dapat menjual mobil tersebut.

Solusi terbaiknya adalah tanyakan secara detail dan lengkap bagaimana sejarah dari mobil ini dan periksa secara detail kelengkapan dan surat-surat yang ada pada mobil tersebut. Jika anda ragu anda dapat menghubungi pihak polisi untuk mengkonfirmasi segala surat yang ada agar keasliannya dapat terjamin dan tidak meragukan. Selain itu hindari membeli mobil bekas dengan harga yang jauh lebih  murah dari harga pasarannya. Pastikan untuk mengecek kembali harga yang ditawarkan dan memilih dealer yang aman untuk menghindarinya.

3. Mobil bekas rental

Anda pasti tahu soal mobil rental atau biasa disebut mobil sewaan. Tentunya mobil – mobil tersebut sangat tidak direkomendasikan untuk dibeli karena kita tahu bahwa mobil rental tentunya pernah disewakan kepada beberapa orang dan lebih sulit untuk mengecek kondisi yang sebenarnya. Jadi pastikan sebelum membeli tanyakan kembali kondisi dan sejarah pemakaian mobil tersebut agar terhindar membeli mobil yang kualitasnya kurang baik.

Baca juga artikel Cermati lainnya:

Mobil LCGC yang Paling Laku di Pasaran Saat Ini

Perjanjian Pra-Nikah, Apa Saja yang Perlu Anda Ketahui?

Mengenal Garansi Bank, Layanan Perlindungan Atas Kerugian Nasabah