Pasar otomotif Indonesia alami situasi sulit selama dua tahun terakhir, tak terkecuali pasar mobil premium. Amnesti pajak pun menghadirkan harapan bagi pabrikan mobil mewah.
Selama ini banyak yang menganggap bahwa pasar mobil super mewah yang diisi merek-merek seperti Ferrari, Aston Martin, atau Lamborghini tak tersentuh perlambatan ekonomi. Namun hal itu sudah tak berlaku kali ini.
"Kali ini enggak," tegas Chief Operating Officer Aston Martin Jakarta Endy Kusumo pascapeluncuran Aston Martin DB11, Rabu (24/8/2016) di Jakarta.
Menurutnya, peredaran uang di pasar dan regulasi pajak pemerintah terhadap mobil mewah sangat ketat. Perpaduan dua hal ini membuat pasar mobil mewah mengalami kesulitan dalam melakukan bisnis.
"Sekarang lagi masa susah. Kalau ada yang bilang sekarang bagus, hebat. Enggak ada yang bagus sekarang. Tapi kami sebagai agen pemegang merek punya komitmen dengan principal bahwa the show must going on'," tukasnya.
Harapan besar pun ditumpukan pada kebijakan amnesti pajak yang sedang digalakkan pemerintah. Kebijakan tersebut diharapkan mampu membawa aliran dana segar masuk ke Indonesia dan membuat konsumsi domestik bergairah kembali.
"Mudah-mudahan amnesti pajak bisa membawa angin segar bagi industri otomotif sampai kepada segmen luxury (mobil mewah). Kami sedang menunggu semuanya karena kebijakan ini juga, kan, baru digulirkan," ucap Endy.
Meski demikian, Ia tak mau memprediksi terlalu dini seberapa besar dampak amnesti pajak terhadap segmen mobil super mahal itu. "Prediksi ada tapi kami tak mau mendahului, kami tunggu kenyataannya saja. Sepandai-pandainya menghitung di atas kertas, tetap saja kejadian di lapangan yang menentukan."