Gaikindo Minta Pengurangan PPnBM Sedan Kecil

Sabtu, 20 Agustus 2016 | 12:30 WIB
Gaikindo Minta Pengurangan PPnBM Sedan Kecil
Ketua Gaikindo, Yohannes Nangoi (ketiga dari kiri) dan Ketua Penyelenggara GIIAS 2016, Rizwan Alamsjah (keempat dari kiri) berfoto di Jakarta, Kamis (28/7) [Suara.com/Insan A. Krisnamusi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah meminta Gabungan Inudstri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) membuktikan pengurangan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) sedan akan menambah investasi asing. Gaikindo diminta melakukan kajian dengan menggandeng lembaga independen.

Saat ini, PPnBM sedan mencapai 30 persen untuk mesin 1.500 cc dan 40 persen bagi 2.000 cc. Sementara, PPnBM semua kendaraan selain sedan dimulai dari 10 persen untuk 1.500 cc dan 20 persen bagi 2.000 cc.

Gaikindo sudah mendatangi Kementerian Perindustrian untuk mengajukan pengurangan PPnBM sedan kecil menjadi sama dengan model lainnya. Alasannya agar Indonesia menjadi basis produksi ekspor bagi model ini.

"Kalau sekarang pasar mobil nasional 1,050 juta unit dan lima-enam tahun lagi menjadi 2 juta unit, asumsikan saja penjualan sedan kecil saat itu 200-300 ribu unit, maka para principal akan berlomba-lomba bikin mobil kecilnya di Indonesia," klaim Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi di sela-sela Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016, di Tangerang, Banten, Jumat (19/8/2016) kemarin.

"Setelah sedan kecil diproduksi di Indonesia maka akan terbuka pasar ekspornya karena dunia membutuhkan sedan kecil. Makanya di Indonesia saat ini kita hanya bisa mengekspor 200 ribu mobil sementara di Thailand mengekspornya 800 ribu mobil," paparnya lagi.

Sementara itu, Direktur Jendral Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan bisa mengabulkan permintaan Gaikindo. Syaratnya penanaman modal asing dan lapangan kerja di industri otommotif bisa bertambah.

"Makanya kami menyarankan membuat kajian dan simulasi. Kalau sedan kecil diproduksi akan memproduksi berapa, menambah investasi berapa, akan menambah lapangan kerja berapa. Lalu apakah itu semua nanti akan lebih tinggi daripada pajak yang dikorbankan?" tegas Putu.

Yohannes pun menimpalinya dengan mengungkapkan bahwa pihaknya bakal menyewa institusi independen untuk menindaklanjuti permintaan Kemenperin.

"Kelihatannya nanti (kami akan menggandeng) akademisi. Entah apakah dari Universitas Indonesia atau dari mana," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI