Pasar Kendaraan Niaga Masih Lesu, Mitsubishi Fuso Kokoh di Takhta

Kamis, 18 Agustus 2016 | 20:13 WIB
Pasar Kendaraan Niaga Masih Lesu, Mitsubishi Fuso Kokoh di Takhta
Mitsubishi Fuso FJ2528 yang difungsikan sebagai truk mixer dipamerkan di arena GIIAS 2016 yang digelar di ICE, BSD, Banten selama 11-21 Agustus 2016 (PT Krama Yudha Tiga Berlian/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasar kendaraan niaga belum juga pulih di semester I 2016 dan pabrikan mengharapkan perbaikan permintaan untuk sektor perkebunan dan proyek infrastruktur di paruh kedua. Di tengah kondisi tersebut, Mitsubishi Fuso tetap menjadi pemimpin pasar di segmen niaga dengan bantuan permintaan dari sektor logistik.

Kondisi pasar kendaraan komersial sangat terhubung dengan kondisi ekonomi. Sayangnya, sektor pertambangan dan perkebunan yang sangat mempengaruhi ekonomi Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan sepanjang enam bulan pertama 2016.

"Belum terlihat ada perbaikan di pertambangan. Di perkebunan, selain permintaan global yang melemah, Indonesia juga terkena kondisi cuaca buruk sehingga produksi melemah," kata Executive Marketing Director MFTBC Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors Duljatmono, Kamis (18/8/2016) di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 di Tangerang, Banten.

Di sektor infrastruktur yang awalnya menjadi harapan pun pada kenyataannya tidak menunjukkan performa yang meyakinkan.

"Realisasi belanja negara sampai semester I itu masih 40 persen. Mudah-mudahan sisa 60 persennya bisa di semester kedua," sambung Duljatmono.

Alhasil, pasar truk pada semester I pun, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), merosot 21,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 26.176 unit.

"Secara kisaran, 70 persen disumbangkan oleh light duty truck (LDT), 20 persen medium duty truck (MDT), dan 10 persen dibagi rata antara heavy duty truck (HDT) dengan bus. Pangsa pasar Fuso pasar niaga secara keseluruhan adalah 45,4 persen dan menjadi pemimpin pasar," papar Duljatmono.

Sektor industri logistik diakui Duljatmono sebagai pendongkrak permintaan kendaraan niaga.

"Permintaan untuk sektor logistik ini misalnya Fuso 4x2, Fuso 6x2, dan Colt Diesel. Kontribusinya terhadap penjualan Fuso mencapai 30-35 persen. Cukup signifikan dibanding yang lain," ungkap Duljatmono.

Menghadapi semester kedua, ia menilai ada harapan dari sektor perkebunan.

"Pada awal Juni produksi perkebunan meningkat. Walaupun belum stabil, tapi hal itu memberikan optimisme bahwa permintaan bisa tumbuh lagi khususnya untuk truk. Pada September-Oktober juga kelapa sawit akan panen. Itu yang kami harapkan bisa mendorong permintaan," jelas dia.

Selain itu, kebijakan amnesti pajak dari pemerintah diharapkan mampu menyuntikkan dana pada dunia ekonomi dan pada akhirnya terjadi peningkatan permintaan kendaraan bermotor.

"Tapi kami pikir peningkatan di semester kedua tak akan banyak. Kalau pun tumbuh ungkin hanya 5-10 persen dibanding semester pertama dan secara total paling-paling pasar akan sama seperti tahun lalu," tutup Duljatmono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI