Peningkatan standar emisi gas buang di Indonesia wajib hukumnya jika ingin mendorong ekspor mobil. Karena itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mendesak pemerintah segera melakukan lompatan jauh dari Euro2 ke Euro4.
"(Peralihan) dari Euro2 ke Euro4 masih memiliki banyak kendala dari sisi pemerintah. Kalau kami dari Gaikindo sudah meminta secepat-cepatnya (standar emisi gas buang) dinaikkan menjadi Euro4," kata Ketua III Gaikindo Rizwan Alamsjah di Jakarta, baru-baru ini.
Peningkatan standar emisi gas buang tersebut, lanjut dia, akan menjadi stimulan kedua setelah pengurangan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sedan.
Pengurangan PPnBM sedan dari 30 persen ke 10 persen untuk mesin 1.500 cc serta 40 persen ke 20 persen untuk mesin 2.000 cc akan memacu penjualan domestik dan lokalisasi produksi sedan. Adapun penerapan Euro4 akan menguntungkan dari sisi efisiensi produksi demi peningkatan ekspor sedan di masa mendatang.
"Pasar ekspor mobil itu paling kecil standarnya Euro4. Kalau kita masih Euro2, kita harus bikin line produksi baru lagi dan itu tidak efisien," ucap Rizwan.
Selama ini, Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara yang menyuplai bahan bakar minyak masih 'lempar-melempar bola' terkait peningkatan standar emisi gas buang.
Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawiranan, saat diwawancarai beberapa waktu lalu, mengatakan kesiapan menuju Euro4 tergantung kesiapan Pertamina menyuplai BBM yang sesuai.
Sementara, Pertamina, dalam berbagai kesempatan, mengatakan pihaknya menunggu kepastian penerapan Euro4 agar mereka dapat melakukan investasi kilang minyak.
Lebih lanjut, Rizwan mengatakan pabrikan juga menginginkan hal ini meski nantinya harga jual mobil mesti dinaikkan karena inflasi yang terjadi. "Saya tak tahu berapa persisnya kenaikan harga nanti tapi pastinya harga naik. Tapi kalau (standar emisi) terlalu rendah juga enggak benar karena kita sudah cukup ketinggalan."
Ia menjelaskan kapasitas produksi terpasang di industri otomotif nasional saat ini 1,9 juta unit. Dengan penjualan mobil domestik 1 juta unit dan ekspor sekitar 200 ribu unit, masih ada 600-700 ribu unit kapasitas produksi yang menganggur.