Suara.com - Saat ini bisnis Kia di Indonesia sedang terhimpit bermacam hal, hingga penjualannya menurun jauh. Meskipun begitu, pabrikan asal Korea Selatan tersebut berjanji tak akan minggat dari pasar otomotif Nusantara seperti yang dilakukan oleh Ford pada awal tahun ini.
"Beberapa bulan lalu ada delegasi selevel direksi dari Kia Korea Selatan yang datang ke Indonesia. Mereka menyatakan di hadapan diler-diler kami bahwa Kia tak akan meninggalkan Indonesia," tegas Direktur Pemasaran PT Kia Mobil Indonesia Hartanto Sukmono, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Capaian penjualan Kia sepanjang lima bulan pertama, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), memang anjlok 59,6% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dari 1.490 unit ke 602 unit. Penurunan transaksi jual-beli Kia di jauh di bawah penurunan pasar mobil Nasional yang minus 0,64% menjadi 440.466 unit.
Hartanto menjelaskan, anjloknya penjualan Kia karena saat ini 'senjata utama' mereka, city car Picanto, kalah saing dengan model-model mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC). Di samping itu, ada pula permasalahan suplai dari Korea Selatan.
Dengan kondisi itu, tak heran jika tindakan Ford yang 'angkat kaki' dari Indonesia pada Januari 2016 karena alasan pangsa pasar dan penjualan yang tidak meningkat pun terbayang kembali. Pada 2015, Ford menjual sekitar 6.000 unit dengan pangsa pasar 0,6%.
Diler-diler Ford pada awal pekan ini sampai menggelar konferensi pers untuk mengumumkan tuntutan hukum terhadap PT Ford Motor Indonesia serta Ford Motor Corporation di Amerika Serikat.
Lebih lanjut, Kia sendiri masih akan bertahan karena melihat pasar Indonesia penting bagi mereka. "Principal kami di Korea Selatan melihat Indonesia adalah pasar yang sangat potensial," ucap Hartanto.