Alasan Produsen Sedan Mewah Ramai-ramai Membelot ke SUV

Kamis, 16 Juni 2016 | 13:30 WIB
Alasan Produsen Sedan Mewah Ramai-ramai Membelot ke SUV
Chief Operating Officer PT Grandauto Dinamika Roland Staehler di samping Jaguar F-Pace bermesin bensin 3.0 liter V6 Supercharged dalam acara sneak preview F-Pace, Selasa (14/6/2016) di Jakarta. [suara.com/Insan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Satu-persatu pabrikan roda empat premium yang dahulu amat lekat dengan citra sedan, bahkan mobil sport, ramai-ramai membelot menciptakan model sport utility vehicle (SUV).

Merek-merek mobil mewah ini tak kuasa menahan godaan tren SUV yang kini sedang terjadi di pasar otomotif dunia.

Porsche yang memulai pembelotan itu lewat SUV pertama mereka, Cayenne, yang diluncurkan pada 2002. Pabrikan mobil sport asal Jerman itu lalu memperkenalkan SUV kedua, Macan, pada 2013.

Jaguar dan Bentley masing-masing mengintroduksi F-Pace serta Bentayga pada 2015, sementara Maserati beberapa bulan lalu merilis Levante. Tak hanya mereka, kini Rolls-Royce pun santer diberitakan sedang mengembangkan SUV.

Permintaan pasar mobil global yang kuat menjadi faktor utama. Minat konsumen terhadap sedan meredup, digantikan oleh SUV.

"Penjualan sedan di dunia saat ini memang sedang turun dan permintaan banyak beralih ke SUV. Sementara portofolio Jaguar sendiri adalah sedan. Karena itu F-Pace penting bagi kami," jelas Chief Operating Officer PT Grandauto Dinamika (GAD) Roland Staehler soal alasan dibalik penciptaan F-Pace di Jakarta, baru-baru ini.

GAD merupakan distributor resmi Jaguar Land Rover di Indonesia. Staehler lalu menyinggung perkembangan Porsche setelah melepas Cayenne dan Macan. Volume penjualan Porsche secara global pada tahun lalu bahkan telah didominasi oleh keduanya.

Adapun faktor pertama yang mencetuskan tren SUV, menurutnya, adalah evolusi desain yang terjadi di segmen ini. "Variasi SUV menjadi semakin banyak. Dari dimensi kecil ke besar, dari yang berpostur rendah ke tinggi, dari yang berorientasi pada performa sampai pada fungsionalitas. "

Hal ini ditambah dengan perkembangan teknologi mesin dan transmisi yang memperbaiki kelemahan-kelemahan SUV seperti borosnya konsumsi bahan bakar dan body roll yang limbung saat dikendarai. SUV modern bisa lebih lincah namun tingkat efisiensi BBM yang berbeda tipis dengan sedan.

"Dengan mengendarai SUV, orang-orang merasa lebih presisi dalam mengemudi karena posisi duduk yang lebih tinggi. Paduan itu semua telah membuat SUV menjadi tren," sambung Staehler.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI