Suara.com - Secara holistik, Honda memang menjadi pemimpin pasar sepeda motor Indonesia. Meski demikian, di lingkup mikro, ada pertarungan-pertarungan di dalam pasar yang belum bisa dimenangkan pabrikan ini.
Salah satunya menyangkut persaingan di model skuter otomatis (skutik) 150 cc touring. Di sini, Honda, yang diwakili PCX 150, masih kalah telak oleh Yamaha Nmax 150.
Nmax 150, berdasarkan data penjualan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia terbaru, berhasil membukukan penjualan domestik 90.812 unit periode Januari-Mei kemarin, meroket hingga 789,88 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya di kisaran 10 ribu-an unit. Sementara, sepanjang lima bulan pertama 2016, distribusi PCX 150 hanya naik 24,73 persen menjadi 2.189 unit jika dikomparasi dengan periode yang sama pada 2015.
Adapun perbedaan harga jual keduanya terpaut sangat jauh. Nmax 150, yang telah dirakit secara lokal oleh Yamaha, berdasarkan penelusuran Suara.com berbanderol sekitar Rp20 juta untuk varian non-ABS dan Rp28juta bagi tipe ABS.
Di sisi lain, PCX 150 yang masih diimpor utuh (completely built-up) dari Vietnam ditawarkan ke pasar dengan label Rp39,8 juta.
Wakil Presiden Direktur Eksekutif PT. Astra Honda Motor Johannes Loman tak memungkiri salah satu penyebab kecilnya penjualan PCX 150 ketimbang kompetitornya itu adalah importasi yang menyebabkan harga melambung. Meski demikian, rencana lokalisasi produksi model ini ia katakan masih dipikirkan oleh Honda.
"Kami mesti melihat dari segi total pasar, investasi, dan lain-lain," ucapnya dalam acara buka puasa bersama AHM pada awal pekan ini di Jakarta.
"Analisa (lokalisasi) bukan hanya masalah harga. Kami harus studi lebih dalam mengenai volume, skala ekonomi. Masih banyak yang harus kami analisa," kata Direktur Pemasaran AHM Margono Tanuwijaya.
Sebagai informasi, dari total transaksi komersial pasar domestik selama Januari-Mei 2016 sebanyak 2.444.010 unit, Honda sendiri masihlah bertahan sebagai produsen roda dua terpopuler dengan pangsa pasar 72,76 persen.