Infografis
Suara.com - Mitsubishi melakukan penarikan dan perbaikan kembali (recall) sebanyak 124.435 unit kendaraan, karena adanya potensi kerusakan komponen. Program bertajuk "Field Fix Campaign" ini berlangsung sejak 6 Juni dan mencakup kendaraan penumpang serta kendaraan niaga ringan (light commercial vehicle / LCV) Mitsubishi tahun produksi 2006-2014.
"Hingga saat ini, tidak terdapat laporan adanya insiden terkait dengan hal atau kondisi tersebut di atas. Namun, kampanye ini tetap perlu dilakukan, sebagai bentuk komitmen dalam menjaga kualitas produk kendaraan secara berkesinambungan," jelas keterangan resmi PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), agen tunggal pemegang merek Mitsubishi di Indonesia, kepada Suara.com, awal pekan ini.
Disebutkan, sebanyak 67.889 unit Pajero Sport 2009-2014 terkena recall karena ada potensi kerusakan di Combination Switch. Pajero Sport yang digubah dalam rentang waktu tersebut sekaligus menjadi model terbanyak yang masuk dalam program recall ini.
Di luar itu, terdapat pula empat model lain yang "dipanggil ulang" Mitsubishi karena potensi kerusakan Combination Switch. Masing-masing adalah Strada Triton 2006-2014 (53.778 unit), Lancer EX dan Lancer Evolution 2009-2010 (1.401), Strada Triton 2006-2014 (10.927), plus Delica 2014 (71).
Sementara itu, Strada Triton Exceed dan GLS AB 2006-2014 (10.927 unit), serta Lancer GLX dan SEI 2007-2010 (61), juga termasuk ke dalam hitungan karena potensi kerusakan komponen Air Bag Inflator. Adapun 79 unit Lancer EX serta Lancer Evolution 2009-2010, mesti kembali ke bengkel resmi Mitsubishi untuk menjalani penggantian ETACS ECU. Di sisi lain, sebanyak 740 unit L300 2014 harus diganti tangki bensinnya.
"Bagi konsumen Mitsubishi yang unitnya terlibat dalam kampanye ini, akan menerima surat undangan resmi dari KTB melalui diler resmi Mitsubishi, untuk dilakukan pemeriksaan maupun penggantian komponen atau suku cadang, dan tidak akan dikenakan biaya apa pun, baik untuk pemeriksaan maupun penggantian komponen/suku cadang terkait jika diperlukan," terang pihak KTB.
