Suara.com - Honda Brio 'lahir' pertama kali pada 2012 untuk mengisi segmen city car, disusul kedatangan Brio Satya setahun kemudian di segmen mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC). Setelah empat tahun, populasi 'famili' Brio di Indonesia diklaim mencapai 120.054 unit.
Brio Satya, berdasarkan data PT Honda Prospect Motor per 7 April 2016, berkontribusi 74.352 unit, sedangkan Brio menyumbang 45.702 unit.
Adapun city car dan LCG Brio pada April 2016 tidak melakukan satu pun aktivitas jual-beli. Soal ini, Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy menjelaskan, pihaknya memang sedang melakukan run out atau menghabiskan stok lama.
Pasalnya, pada bulan keempat tahun ini Honda meluncurkan sederetan varian New Brio Satya plus New Brio RS. New Brio Satya bahkan kini memiliki varian transmisi otomatis CVT dengan fitur Anti-lock Braking System (ABS) serta Electronic Brakeforce Distribution (EBD).
“Penjualan Honda di bulan April lalu turut dipengaruhi oleh beberapa produk yang berada dalam periode run out," papar Jonfis beberapa waktu lalu di Jakarta.
Pencapaian penjualan Brio Satya serta Brio periode Januari-April sendiri masing-masing adalah 4.891 unit (turun 45,32 persen dibanding periode yang sama tahun lalu) dan 1.707 unit (minus 53,81 persen).
Di segmen LCGC, Brio memiliki pangsa pasar sebanyak 9 persen. Di segmen city car, Brio merengkuh 23 persen pangsa pasar.
Presiden Direktur HPM Tomoki Uchida mengklaim, mobil ringkas bermesin 1.2 liter itu sebagai model yang ikut memicu tren city car di Indonesia. Brio, ia katakan, memiliki desain atraktif, performa sporty, hemat bahan bakar, juga berbanderol terjangkau.
New Brio Satya dijual di kisaran Rp129,6 sampai Rp149,6 juta. New Brio RS, di sisi lain, dijual Rp159,7 hingga Rp174,7 juta.