Suara.com - Para pemotor mungkin salah satu 'spesies' paling dibenci di jalan raya. Saat macet mereka biasa naik ke trotoar, melawan arah, sedangkan saat lancar mereka kebut-kebutan atau menyalip sembarangan.
Tapi, banyak peristiwa, kebiasaan, atau nasib 'apes' yang hanya bisa terjadi atau dirasakan oleh pemotor. Berikut ini lima nasib apes diantaranya seperti dilansir dari Top Gear Filipina, Senin (30/5/2016).
1. Hanya para pemotor yang tahu rasanya kejatuhan kotoran burung. Lupakan rasanya kehujanan. Itu tak seberapa dibanding kejatuhan kotoran burung di berbagai tempat seperti tangan, badan, bahkan muka. Ini hal terapes yang tak bakal dimengerti pengemudinya mobil.
2. Banyaknya kotoran hidung atau bau badan tak sedap menjadi risiko harian. Asap kendaraan bermotor sudah biasa dihirup oleh penunggang-penunggang 'kuda besi' setiap harinya. Panas terik matahari juga harus dihadapi. Baiklah, kotoran hidung dapat diatasi dengan masker penutup muka, tapi bau badan adalah risiko yang masih dihadapi.
3. Muka kotor membuat potensi pemotor jadi jomblo lebih besar. Tak semua pemotor senang dengan helm full-face. Tapi, para pengguna helm half-face mesti menerima risiko muka kusam, berjerawat, serta kotor. Itulah satu sebab potensi pemotor untuk bertahan sebagai jomblo lebih besar dibanding pengemudi mobil.
4. Sulit sekali untuk tidak menyalip di kala macet. Bagi pemotor, ruang sekecil apapun akan membuat 'gatal' untuk diambil khususnya di saat macet. Alasannya? Lihat tiga poin di atas.
5. Kemampuan berkendara pemotor pria seolah melonjak seperti pebalap saat membonceng wanita. Masih butuh dijelaskan mengapa?