Suara.com - Beli mobil itu hak semua orang, termasuk beli mobil baru. Tapi hak gak bisa berdiri sendiri. Selalu ada kewajiban yang mengiringi.
Jadi, sebelum menuntut hak membeli mobil, yakin sudah siap memenuhi kewajiban? Kewajiban beli mobil yang pasti adalah nyiapin duit buat menebus mobil. Ini nggak mungkin nggak dipenuhi.
Tapi, ada kewajiban lain yang sering terlupakan. Pas beli mobil pertama saja masih ada kewajiban yang bolong, apalagi beli mobil baru lagi.
Membeli mobil itu mendatangkan konsekuensi yang wajib kita hadapi. Kalau belum siap menghadapi konsekuensi itu, beli mobil baru bukanlah ide bagus. Inilah konsekuensi beli mobil baru:
1. Isi garasi nambah
Kalau garasi udah dipakai buat satu mobil, kira-kira masih cukup gak kalau ditambahi? Tempat penyimpanan ini jangan sampai dianggap sepele. Memarkir mobil di luar rumah bukanlah solusi. Selain ganggu orang karena makan jalan, mobil bisa dimaling dengan gampang.
Ini yang sering dianggap enteng orang. Mungkin leasing bisa mulai menjual mobil sepaket dengan garasi biar gak ada lagi mobil offside terparkir di luar rumah.
2. Bayar ongkos perawatan
Ongkos perawatan mobil gak bisa dibilang murah. Apalagi mobil premium. Memang, ada fasilitas servis gratis kalau beli mobil baru. Tapi servis gratis itu berlaku buat pengecekan saja. Beli oli, spooring, balancing, dan lain-lain masih bayar. Biaya servis berkala ini bisa tembus Rp1 juta untuk servis 40 ribu kilometer.
Apalagi beli mobil baru bekas. Biaya perawatan pastinya lebih gede karena mesin udah kemakan usia.
3. Bayar pajak
Di banyak daerah sekarang diterapkan pajak progresif kendaraan bermotor. Jadi, kalau beli mobil baru lagi atas nama sama dengan mobil sebelumnya, siap-siap bayar pajak lebih mahal.
Memang, aturan ini bisa diakali dengan beli mobil atas nama anggota keluarga lain. Namun tetap saja bayar pajak lebih banyak ketimbang sebelumnya saat belum punya mobil baru.
4. Lunasi cicilan
Punya mobil makin gampang dengan banyaknya fasilitas kredit yang ditawarkan leasing. Tapi fasilitas ini tetap mesti dicermati baik-baik.
Sesuaikan kondisi keuangan dengan mekanisme kredit. Kalau bisa, perbesar uang muka sehingga tenor lebih pendek.
Yang jadi masalah, banyak orang yang lebih memilih persekot kecil karena merasa lebih ringan. Betul, ringan. Tapi tenor panjang artinya risiko makin besar.
Misalnya tenor 5 tahun, kita gak tahu apa yang akan terjadi selama 5 tahun itu. Gimana kalau tiba-tiba terjadi krisis keuangan dan kita gak sanggup melunasi cicilan? Jadi, pertimbangkan baik-baik keuangan sebelum ambil kredit. Apalagi mobil mengalami depresiasi atau penurunan nilai karena bukan barang investasi. Harga mobil saat dibeli mungkin saja merosot ketika kemudian dijual.
Kewajiban berupa kesiapan menghadapi konsekuensi-konsekuensi di atas mesti dipenuhi jika beli mobil baru. Sebaiknya berpikir matang sebelum memutuskan beli mobil baru.
Jika sudah siap menanggung konsekuensi itu, hajar saja. Tidak ada pihak yang melarang orang beli mobil, termasuk pemerintah.
Yang pasti, mobil yang baru sudah sepatutnya memberi lebih banyak manfaat. Kalau manfaatnya sama dengan mobil lama sementara keuangan lebih terkuras, kenapa harus beli yang baru?
Baca juga artikel Duitpintar lainnya:
Punya Duit Rp 100 Juta Lebih Baik Beli Mobil atau Rumah
Cara Beli Mobil Mewah Second Biar Untung Banyak
Baca: Ini Untung Rugi Beli Mobil Over Kredit Biar Makin Bijak Menentukan
Published by Duitpintar.com |