Suzuki Akui Manipulasi Hasil Uji Konsumsi BBM di Jepang

Jum'at, 20 Mei 2016 | 20:09 WIB
Suzuki Akui Manipulasi Hasil Uji Konsumsi BBM di Jepang
CEO Suzuki, Osamu Suzuki, meminta maaf karena perusahaannya telah memanipulasi hasil uji konsumsi bahan bakar pada sejumlah mobilnya yang diproduksi di Jepang (Reuters/Thomas Peter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Suzuki pada pekan ini mengaku telah memanipulasi data konsumsi bahan bakar pada sejumlah mobilnya yang dijual di Jepang. Pengakuan ini menambah daftar produsen mobil Jepang yang terlibat dalam skandal yang menyeret nama Mitsubishi dan Nissan.

"Perusahaan meminta maaf atas fakta bahwa kami tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh negara," kata CEO Suzuki, Osamu Suzuki dalam jumpa pers, Rabu (18/5/2016).

Meski demikian Suzuki mengatakan akan tetap menjual mobil-mobil kecilnya dan berkilah bahwa kesalahan data yang diperoleh melalui tes bermasalah itu tak terlalu signifikan.

Suzuki membantah sengaja menggunakan metode uji konsumsi bahan bakar yang salah untuk membuat hasil pengujian lebih bagus. Perusahaan itu menjelaskan bahwa hasil perhitungan keliru karena pengujian dilakukan di fasilitas pengujian Sagara yang terletak di perbukitan dan sering diterpa angin kencang.

Osamu juga menjelaskan bahwa kekeliruan perhitungan konsumsi bahan bakar itu terdapat pada 16 model mobil Suzuki, yang totalnya berjumlah 2,1 juta unit.

Adapun pemerintah Jepang memerintahkan agar penyelidikan tetap digelar untuk membuka skandal itu. Kementerian transportasi Jepang memerintahkan Suzuki untuk menyerahkan data-data yang lebih rinci sebelum 31 Mei mendatang.

Sebelumnya Mitsubishi juga telah mengku mengakali hasil uji konsumsi bahan bakarnya di Jepang. Akibat skandal itu, Presiden Direktur Mitsubishi Motors, Tetsuro Aikawa, pada Rabu memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Sementara itu pada awal pekan ini pemerintah Korea Selatan juga menuding Nissan telah memanipulasi hasil uji konsumsi bahan bakar pada mobil Nissan Qashqai yang diproduksi di Inggris. Nissan sudah membantah tudingan itu. (Reuters/Motor Trend/BBC)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI