Merek-merek kendaraan nasional mulai menunjukkan geliatnya pada awal 2016. Setelah Esemka membangun pabrik di Boyolali, Jawa Tengah; Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuat dan meluncurkan skuter listrik bersama PT Garansindo; kini giliran Tawon yang berencana membuat bus listrik.
Direktur Utama PT Super Gasindo Jaya (GSJ) Koentjoro Njoto sebagai produsen Tawon telah bertamu ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Senin (9/5/2016). Dia bertemu Menteri Perindustrian Saleh Husin, juga hadir Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan.
Suryawirawan menjelaskan usai pertemuan. Menurutnya, maksud kedatangan GSJ adalah untuk meminta dukungan terkait rencana pembuatan perusahaan patungan (joint venture) dengan Cina.
"Itu tadi adalah perkenalan bahwa mereka, Tawon, mau joint venture dengan Tiongkok," ucapnya.
Tawon, menurut Suryawirawan, berencana membuat kendaraan listrik. Adapun segmen yang disasar ialah kendaraan niaga. "Mereka memperlihatkan gambar bus listrik."
Namun, kata dia, GSJ tidak memberikan informasi seputar realisasi rencana tersebut, juga nilai investasi yang akan dibenamkan oleh joint venture.
"Kami, sih, bilang bahwa selama mereka investasi, menciptakan lapangan kerja, kami akan dukung. Pak Menteri (Saleh Husin) tadi mengatakan agar mereka sebaiknya ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terlebih dahulu," ujarnya.
Koentjoro Njoto sendiri belum berhasil dimintai keterangan. Begitu keluar dari ruangan, Koentjoro buru-buru mengambil jalan lain dan berhasil menghindari para pewarta yang telah menunggu sejak pagi.
"Sejak kita tak lagi mencanangkan proyek mobil nasional (mobnas), seharusnya pintu terbuka lebar untuk siapapun buat mobil merek nasional. Tapi, kembali lagi, membuat mobil dan memproduksi mobil itu dua hal berbeda," tutup Suryawirawan.