Suara.com - Promosi kendaraan berteknologi ramah lingkungan agaknya sudah dianggap sebuah keharusan, baik di Benua Eropa, Amerika, maupun Asia. Salah satu bagian dari promosi tersebut dari sisi pemerintah adalah pembangunan infrastruktur pendukung.
Bagi mobil listrik, stasiun pengisian daya baterai tentunya menjadi infrastruktur vital. Di Jepang, infrastruktur ini jumlahnya bahkan sudah melebihi fasilitas serupa untuk bahan bakar minyak yang di Indonesia disebut stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Stasiun pengisian daya baterai mobil listrik, seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (6/5/2016), kini berjumlah 40 ribu stasiun di seluruh Jepang. Sementara, SPBU 'hanya' 34 ribu stasiun.
Data itu sendiri didapat dari penjelasan Nissan Motor Corporation, pabrikan yang menjadikan mobil listrik sebagai fokus utama pengembangan teknologi 'mobil hijau'.
Jumlah di atas masih dianggap belum cukup. Pada 2020, negeri yang kesohor dengan kedisiplinannya itu memproyeksikan keberadaan minimal sebanyak 2 juta stasiun pengisian baterai mobil listrik siap beroperasi.
Jepang memang sangat agresif mengampanyekan serta menciptakan pasar bagi berbagai mobil non-BBM. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menegaskan, pemerintah telah menyediakan subsidi hingga bernilai 3 juta Yen atau sekitar Rp373,6 juta bagi pembeli 'mobil hijau', termasuk mobil listrik.