Suara.com - Mobil Esemka ingin eksis harus memiliki segmentasi pasar tersendiri mengingat persaingan industri otomotif di Tanah Air dewasa ini sangat kuat, kata Dirut Solo Techno Park (STP) Darsono di Solo, Jumat.
Oleh karena itu, dia berharap PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) mampu memilih segmentasi pasar yang jelas guna menjamin keberlanjutan industri tersebut.
Darsono mengemukakan hal itu terkait dengan pendirian pabrik mobil Esemka di Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang mendapat respons positif oleh sejumlah pihak.
"Mobil Esemka harus memiliki segmentasi pasar tersendiri. Kalau bisa, segmentasi itu berbeda dengan produk mobil yang sudah ada, baik dari sisi kemampuan daya beli maupun segi lainnya," katanya.
Ia mengatakan pemilihan segmentasi itu merupakan syarat mutlak bagi Esemka untuk bertahan di tengah persaingan industri otomotif. Apalagi, Esemka merupakan pemain baru, sementara para pesaingnya sudah relatif lama berkecimpung di dunia tersebut dan memiliki pasar tersendiri.
"Ketersediaan pasar juga akan menjamin keberlanjutan produksi Esemka. Tanpa pasar yang jelas, penjualan Esemka bisa tersendat dan jumlah produksi ikut terpengaruh," katanya.
Keberlanjutan produksi Esemka juga dianggap penting sebab komponen-komponennya masih harus didatangkan dari banyak industri.
"Komponen mobil cukup banyak. Keberlanjutan produksi perlu diperhatikan karena berhubungan dengan bisnis milik banyak pihak," katanya.
Darsono menegaskan, "STP sama sekali tidak terlibat di dalamnya. Produksi Esemka kini sepenuhnya ditangani PT SMK. Akan tetapi, kami tetap berharap produk Esemka tetap mengedepankan kualitas." Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo juga mengapresiasi pendirian pabrik tersebut. Namun, dia mengaku tidak mengetahui pihak-pihak yang digandeng PT SMK dalam memproduksi mobil tersebut.
Spirit awal pengembangan mobil Esemka sebagai hasil karya anak bangsa, menurut dia, harus tetap dipertahankan. Apalagi, saat ini Indonesia sudah memiliki banyak pelaku usaha yang mampu memproduksi komponen kendaraan.
"Kalau memang ada kerja sama teknologi, lebih baik bekerja sama dengan negara yang sudah maju teknologinya," katanya. (Antara)